Friday, March 26, 2010


Pagi-pagi sudah dapat pencerahan. Pagi ini saya iseng-iseng membuka-buka buku Room to Read (Tinggalkan Karier di Microsoft demi Membangun 7.000 Perpustakaan di Pelosok Dunia). Buku ini dulunya pernah diterbitkan dengan judul Leaving Microsoft to Change the World. Sebenarnya apa yang dialami oleh John Wood, penulis buku ini, tidak berbeda jauh dengan apa yang saya inginkan. Karier cemerlang, suka membaca buku, mencintai keheningan, mendamba ketenangan hidup, dan senang jalan-jalan.

Membaca buku ini, saya mendapati beberapa petikan yang sangat inspiratif. Salah satunya adalah kalimat dari Dalai Lama yang diambil dari bukunya yang berjudul The Art of Happiness yaitu fakta dasarnya adalah bahwa semua makhluk yang memiliki kesadaran, terutama manusia, menginginkan kebahagiaan dan tidak menginginkan rasa sakit dan penderitaan'. Selain itu ada juga salah satu petikan dari Dostoyevsky yaitu ' Jika Anda berharap untuk melihat sekilas ke dalam jiwa manusia dan ingin mengenal seorang manusia, pandanglah saat dia tertawa. Jika dia tertawa dengan baik, dia adalah orang baik.

Mengapa dua petikan itu penting menurut saya. Sampai saat saya menulis catatan ini, buku tersebut baru saya baca sampai halaman 36, jadi belum sampai selesai. Kedua petikan di atas, menyentil pemikiran saya karena akhirnya pemikiran itu datang juga kepada saya, melalui sebuah buku pula. Kekayaan, materi, karier, dan segala pernak-pernik yang mengikutinya memang enak dan membawa kita pada kemudahan fasilitas, namun sesuatu yang tak terbeli oleh materi adalah kebahagiaan itu sendiri. Perasaan bahagia memang mahal harganya. Dan memang benar kata Dalai Lama itu. Kutipan itu juga mengingatkan saya pada sastrawan Budi Darma. Beliau pernah menulis bahwa tak ada manusia di dunia ini yang benar-benar memilih untuk hidup tidak bahagia. Wuih dalem banget pokoknya.

Mengenai petikan yang kedua, saya baru tau identifikasi seperti itu. Kalau saya flashback ke belakang sih sebenarnya ada benarnya juga. Saya inget gaya tertawa dari teman-teman saya. Memang dari situ bisa terlihat sih sifatnya. Walaupun tidak secara 100% bisa jadi patokan, tapi sepertinya cukup valid. Mungkin mulai saat ini saya akan lebih teliti lagi mengamati. dari situ saya juga akhirnya berpikir, bagaimana teman-teman saya menilai diri saya? Apakah saya ini termasuk kategori orang baik-baik? Wadew, saya sudah kalau disuruh jawab pertanyaan ini.

Oleh karena penasaran dengan isinya, ditambah dengan deadline membaca buku yang sepertinya agak-agak mengganggu jadwal terpadat saya akan tidur siang, akhirnya saya akan kembali bergumul dengan buku itu. Room to Read. Happy reading. ;=P

Gambar dipinjam dari sini.

1 comment:

  1. masih memikirkan tentang tertawa... jujur saja selama ini tertawaku sering jadi bahan ledekan teman-teman.. karena bunyi tertawa yang aneh, irama tertawa juga aneh (fals gitu mungkin kali yaa)... nah, kalo begini berarti apakah saya bukan orang yang baik?? :-(

    ReplyDelete