Thursday, April 22, 2010

Susahnya Mengumpulkan Komentar di Blog

Baru-baru ini saya sedang mengikuti kompetisi blog baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Sekadar coba-coba karena melihat (atau lebih tepatnya mengamati) blog-blog yang lebih dulu berhasil menjuarai kompetisi seperti dimaksudkan. Setelah mengidentifikasi banyak blog yang mendapat penghargaan, saya mempunyai sedikit percaya diri bahwa setidaknya bobot tulisan yang disajikan dalam blog-blog pemenang tersebut tidak jauh berbeda dengan tulisan saya (setidaknya menurut beberapa teman dan pendapat subyektif dari diri saya sendiri hehehe).

Yang menjadi permasalahannya, waktu pengumuman blog siapa saja yang masuk nominasi di kompetisi blog tingkat dunia (waktu itu pusatnya di Jerman), ternyata blog saya Keajaiban Kata belum bisa masuk nominasi. Agak sedih juga sih, tapi apa daya karena di setiap kompetisi seperti itu selalu ada aturan 'KEPUTUSAN DEWAN JURI TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT' yang sangat menyebalkan. Namun, tidak patah semangat saya berusaha untuk mengidentifikasi mengapa blog saya tidak ikut nominasi di ajang bergengsi tersebut. Setelah saya lihat, ternyata kolom komentar yang ada di blog saya TIDAK seramai komentar di blog para nominator itu. Sebenarnya saya agak kurang setuju dengan kriteria ini. Soalnya banyak banget dari blog-blog yang jadi nominator, kalau dilihat dari kualitas tulisan sih sebenarnya biasa-biasa saja, tidak ada yang mencolok, bahkan cenderung 'encer' kedalaman tulisannya. Tapi, karena setiap postingannya banyak komennya, maka jadilah blog tersebut nominator. Lha, kalau dibandingkan dengan tipe-tipe tulisan saya, jika saya perhatikan dari jumlah kunjungan sih rame-rame juga, tapi karena (mungkin) sudah ngeh dengan isi tulisan saya (kepedean.com), akhirnya gak perlulah meninggalkan komen-komen segala semacam wah tulisannya bagus mas, tulisan yang menginspirasi, atau saya senang membaca tulisan Anda, semangat nulis ya.

Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa komentar-komentar tersebut menyenangkan dan dapat meningkatkan semangat saya dalam menulis sesuatu yang lebih baik, tapi kok ya, gak penting banget gitu ya rasanya. Berbeda jika komentar tersebut menanyakan atau menanggapi persoalan yang belum jelas atau berupaya untuk mengajak diskusi, ini yang bagi saya jadi menarik.

Maka dari itu, komentar di blog seharusnya sih tidak dijadikan acuan dalam penilaian. Dan ngomong-ngomong masalah minta komentar tulisan, saya sudah mengalami berbagai macam perlakuan baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Pernah suatu ketika saya minta komentar untuk tulisan saya di blog saya yang bener (linknya ada di bagian samping blog ini) pada beberapa 'publik figur' baik yang ada di Indonesia maupun yang kondang di seantero dunia. Saya minta komentar ke mereka karena saya pikir kebanyakan dari mereka sudah lebih dulu berkarya dan tak sudah banyak mendapat pengakuan. Senang rasanya jika tulisan kita mendapat tanggapan dari orang yang dianggap sudah senior di bidangnya. Dan betapa menariknya tanggapan dari mereka. Yang memiliki kriteria care sih saya kira tidak banyak. Paling tidak yang menyempatkan diri untuk bilang tulisan yang menarik, semangat berkarya ya atau kata-kata semacam itu, untuk publik figur di Indonesia tidak banyak jumlahnya. Kebanyakan dari mereka berpandangan bahwa para pemula sebaiknya mengamati saja karya-karya yang sudah ada. Pelajari. Dan karya seperti itulah yang dianggap bagus. Cuih. Belum tentu kali.

Saya beberapa kali blogwalking di beberapa blog artis atau pejabat atau orang terkenallah pokoknya, nulis gak penting saja komentarnya sampai puluhan, bahkan ratusan. Blog yang sangat membosankan sekali dan sangat tidak penting untuk dibaca. Ya memang ada beberapa blog milik para artis yang OK banget. Paling tidak tulisannya itu ada mutunya, tidak asbun, dan paling tidak argumen yang dilontarkan pun menarik untuk diikuti. Blog seperti ini tidak banyak di negeri ini. Tapi ya itu, sebelas duabelas, kebanyakan dari mereka-mereka ini, susah sekali dimintai pendapat seputar tulisan saya di blog. Apa karena jam terbangnya sudah cukup tinggi ya sehingga untuk menyempatkan diri sekadar memberi komentar saja kok kayak diajak miskin saja hehehe. Tapi, mungkin juga mereka sedang sibuk. Tapi kok, twitternya aktif bennneerrr. AArrgghh. Tapi, mereka-mereka ini biasanya berkenan memberikan komentar jika tulisan kita ada sangkut pautnya dengan mereka. Huhft, egois banget ya hehehe. (semoga entar kalau kejadian menjadi orang terkenal tidak pelit komentar. Amin).

Yang tanggapannya standar sih juga banyak, tapi tidak banyak-banyak banget. Termasuk kelompok ini adalah orang-orang yang masih berusaha menghargai kita-kita para penulis pemula. Paling tidak mereka ini masih bersedia untuk berkunjung untuk sekadar membaca atau bahkan mengintip saja tulisan-tulisan kita.

Yang paling parah dan paling sok menurut saya adalah golongan orang-orang yang berpikiran huhft siape lu, gak kenal juga, SKSD banget sih ampe minta komen segala di blognya, emang lu siape, gak penting banget deh. Dan terbengkalailah permintaan kita begitu saja. Benar-benar serasa pecundang gak sih hehehe. Males banget kalau dapat perlakuan seperti itu.

Yang paling menyakitkan justru jika datangnya dari teman atau orang yang kita kenal. Biasanya mereka terang-terangan tidak mau memberi barang sedikit komentar. Seringnya mencemooh tok. Ih, males jadinya kalau melihat keadaan seperti itu.

Akhirnya saya jadi kembali pada pemikiran awal yang menyembul saat kegiatan ngeblog saya dulu dimulai. Bahwa kriteria blog atau tulisan yang bagus tidak tergantung pada seberapa banyak komentar yang ada di setiap tulisan yang kita posting. Orang boleh berlalu lalang untuk datang dan pergi, berseliweran baik membaca maupun hanya sekedar mengintip saja, bagi saya itu tidak masalah. Orang boleh bebas menanggapi tulisan saya. Yang jelas, niat saya menulis awalnya bukan berusaha untuk mengumpulkan komentar sebanyak-banyaknya. Namun, jika komentar yang banyak tersebut diperlukan, maka saya juga berusaha untuk membujuk teman-teman saya untuk berkomentar. Nista bener kan, mau nulis aja minta komentarnya musti ngemis-ngemis. hehehe.

Ya udah, jika suatu saat ada yang kesasar di blog ini dan kemudian bersedia membacanya sampai kalimat ini, tolong tunjukkan bagaimana caranya membuat tulisan kita dikomentari banyak orang yang membaca?

Terima kasih sharingnya ;=)

Friday, April 16, 2010

Abaut My Traveling

Entah setan apa yang tiba-tiba memengaruhi saya untuk suka jalan-jalan. Padahal dulunya saya adalah 'anak baik-baik'. Dari rumah pergi ke sekolah. Dari sekolah pulang ke rumah lagi. Belajar. Berdoa. Nonton tivi, bla bla bla. Intinya hidup saya seperti model amphibia. Hidupnya ada di dua alam. Hanya sebatas rumah dan sekolah. Jarang sekali keluyuran ke mana gitu sendirian. Padahal orang tua juga tidak terlalu mengekang kehidupan yang saya jalani.

Sampai suatu ketika, saya mengalami suatu 'transformasi' kehidupan dari masa kanak-kanak ke dunia remaja. Saya mulai suka keluyuran dulu sebelum pulang ke rumah. Mulai berani naik omprengan atau nebeng mobil pick up saat pulang kemaleman, baju seragam juga mulai berani dikeluarin, celana seragam agak-agak komprang atau kombor (istilah untuk celana cutbrai di sebuah daerah perkotaan di Jawa Timur, sigh). Hihihihi, aneh juga. Namun hal itu tidak saya lakukan tiap hari. Paling-paling cuma weekend saja. Karena dari lubuk hati saya yang paling dalam masih menyerukan untuk menjadi anak 'baik-baik'. hehehe.

Dan sekarang setelah 'gede' dan bukan anak-anak, yang paling tidak sudah bisa hidup mandiri, saya jadi semakin suka jalan-jalan. Jalan-jalannya juga ke mana saja. Secara animo dan libido untuk memuaskan diri mengunjungi tempat-temapt menarik menjadi begitu tinggi. Dan alhamdulillah udah punya duit sendiri. Dan parahnya ni, menemukan teman-teman yang punya kesamaan suka jalan-jalan. Ditambah harga tiket pesawat yang terjangkau dan letak kantor yang juga gak terlalu jauh dari Bandara Internasional Soekarno Hatta (international bo'), walhasil keinginan untuk jalan-jalan semakin menemukan karpet merahnya. Ciao ;=)

Jalan-jalan bagi saya juga menjadi semacam media pengalihan kepenatan pikiran. Refresing terhadap semua yang berkontribusi membuat stres di pikiran. Kerjaan yang menuntut deadline, macet yang ditemui tiap hari, dan sederet konflik 'intern' yang sepertinya menjadi makanan tiap hari juga jadi semacam alasan untuk 'membenarkan' diri menikmati jalan-jalan. Sampai saat ini, saya belum tertarik untuk mengikuti jasa paket tur yang ditawarkan oleh travel agent. Kalau saya pikir, kok kayaknya gak bebas banget ya bertamasya gitu waktunya dibatasi. Secara saya suka sekali foto-foto. Hampir setiap objek yang saya pikir 'lain' dan unik saya ambil gambarnya. Dan juga kalau ada background yang sepertinya menarik, kan rugi kalau kita udah jauh-jauh ke situ kok gak ada acara foto-fotonya.

Selain agar bisa mengabadikan momen yang sangat berharga, foto-foto juga bisa digunakan sebagai kenang-kenangan yang sangat berharga, bahwa kita sudah ke sini, sudah ke situ. Rasanya seneng banget bisa berkunjung dan mengenal suatu daerah dengan orang-orang yang sama sekali baru kita temui di jalan. Untuk menyimpan 'kenangan' itu, makanya saya juga membuat blog ini. Yah siapa tau, tulisan-tulisan saya ada yang baca. Kalau tidak ada ya tidak masalah, yang penting saya sudah bisa mengekspresikan diri lewat tulisan. Meskipun hanya di blog dengan hosting gratisan pula. (lah ada manfaatnya juga kan, foto-foto juga bisa buat mempercantik blog).

Maka dari itu, mulai saat ini, selain mengisinya dengan kegiatan kreatif saya dalam menulis, blog ini juga akan menjadi semacam tempat untuk memenuhi hasrat saya dalam ber'jalan-jalan' ria. Saya akan menuliskan pengalaman saya di sini. So tunggu saja, mau yang baik-baik, yang sopan, yang konyol, yang weird, dan lain-lain akan saya posting di sini.

Senangnya bisa nulis lagi. ;=)

Tuesday, April 06, 2010

Aku Sakit

Hadawh. Lagi gak enak bodi ni.
Badan pegel-pegel semua. pilek. flu. pengen nulis sesuatu di blog Keajaiban Kata tapi gak sempet-sempet nulis. Gak tau ni, bisa mulai nulis lagi kapan ya?
Sekarang lagi sibuk menikmati buku Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf. Buku ini memenangkan sayembara menulis novel Dewan Kesenian Jakarta. Waw, sayembara yang tidak main-main ni, secara jurinya juga orang-orang top yang memang ahli sastra semua. Saya bilang ahli maksudnya bergelutnya emang di dunia tulis-menulis dan apresiasi sastra.
Saya pengen banget ikutan lomba penulisan novel yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta ini. Tapi kok kayaknya susah banget. Susah mencari waktu yang tepat untuk nulis maksudnya.
Akhir-akhir ini entah gak tau, sepertinya semangat saya lagi menurun. Kerjaan emang selesai, cuma habis nyampai rumah ya bawaannya langsung ngantuk banget. Begitu bangun udah pagi aja.
Waktu kayaknya terbuang banget di tempat tidur. Rasanya semangat kok hilang gini ya. Apa gara-gara blog saya yang keajaiban kata gak jadi nominasi Best Indonesian Blog tingkat internasional itu ya. Mungkin juga.
Walaupun gak pa pa, tapi ada sedikit rasa kurang puas dengan blog-blog pilihan juri. Pasalnya, nominator yang terpilih, ada beberapa blog yang isinya biasa-biasa saja. Menulis tentang hal-hal remeh-temeh yang (menurut saya) sangat-sangat tidak penting. Tapi anehnya, mereka terpilih? Hanya gara-gara tulisannya banyak komentarnya (yang gak penting juga). Mungkin yang gak penting-gak penting itu kali ya yang bisa mencuri perhatian juri.
Saya tidak mengatakan blog saya itu bagus, namun, jika dibandingkan dengan blog-blog yang dapet nominasi, kok tulisannya masih bermutu punya saya ya. Setidaknya, hal itu dibuktikan dengan banyaknya kunjungan yang datang di blog saya, lalu blog saya juga mendapat predikat Inspiring Blog versi detik.com.
Ya itulah, saya sadar kalau tidak semua juri mempunyai selera yang sama. Mungkin juri yang ini lebih suka desain yang unik daripada isi yang 'berisi'.
Walaupun saya agak kecewa dengan hasil seleksi tersebut (yang membuat saya tidak jadi terbang ke Jerman pada pertengahan Juni tahun ini hiks hiks hiks), tapi saya akan tetap terus menulis. Saya mendapat cara dari beberapa penulis yang memang sudah lebih dulu eksis dan punya nama di jagad perbukuan di Indonesia. Mereka sering keliling Indonesia untuk menghadiri talkshow atau diskusi buku yang diadakan oleh toko buku atau grup diskusi yang ada di daerah. Berangkat dari hal itu, sepertinya saya pengen rajin-rajin menulis, siapa tahu kalau ntar-ntar ada yang suka dengan tulisanku, bakal ada yang ngundang untuk acara diskusi buku. Yang paling pentik bagi saya adalah jalan-jalannya itu.
Kalau yang mengundang saya itu adalah komunitas di luar Jawa, wah paling tidak kan bisa sekalian traveling gitu. hehehe. Soalnya pengen banget gitu, jalan-jalan ke luar Jawa, sabtu minggu aja, tapi paling tidak sebulan dua kali, gratis pula hehehe. daydreaming.com ni ceritanya.
Tapi emang udah lama kayaknya saya tidak jalan-jalan.
Hadewh, semoga pilek ini lekas sembuh ya, biar bisa nyicil untuk menulis di blog. Buku Room to Read yang udah kelar dibaca juga belum dibuat reviewnya. Ya Allah berikan kesembuhan kepada hambaMu ini. Berikan pula inspirasi agar bisa lancar menulis. Jauhkan dari gangguan-gangguan yang gak penting.
OK. semangat .... datanglah kepada tubuh dan jiwa ini, biar saya bisa cepat-cepat menerbitkan buku.
Keep writink!!!
;=)