Saturday, January 30, 2010

Bali yang Mulai Menggoyahkan Iman

Halo prends,

Lama rasanya tidak menulis di sini. Kangen banget menulis tapi waktu belum mengijinkan. hahaha alasan klasik mode on. Belum genap sebulan saya liburan ke Belitong, sudah ada tawaran lagi dari teman-teman untuk menjelajah Bali. Pulau Dewata ini memang layak jadi salah satu tujuan wisata saya. Sudah lama sebenarnya saya ingin ke Bali. Cuma belum kesampaian saja. Yang menjadi kegundahan saya selama ini tentu saja adalah masalah biaya. Gila prend, belum sebulan juga mencelat ke Belitong, ini udah mau ke Bali saja.

Awalnya sih saya gak mau diajak, tapi setelah saya pikir-pikir, ada kamera digital mahal akan mengabadikan momen berharga itu, jadi iman saya untuk menunda pelancongan saya ke Bali jadi sedikit goyah. Gimana ni? Mau enggak, mau enggak, mau enggak, hahaha bingung terus terang. Banyak kesempatan terbuka lebar.

Banyak juga biaya yang akan keluar. So pasti itu, hampir 3 juta rupiah bok, bukan rupiah yang sedikit buat saya. Tapi masih ada 1 hari lagi buat saya untuk memikirkannya. Senin, keputusan tersebut akan diambil. Apakah saya mau ikut ke Bali atau enggak akan saya posting lagi nanti ceritanya.

Kalau memang jadi ke Bali, akan saya posting juga cerita-ceritanya nanti di sini. So, Ya Allah berikanlah saya rejeki yang barokah dan melimpah biar kalau ada acara-acara seperti ini tidak bingung-bingung lagi. Pengen banget mempunyai kebebasan finansial. Gak perlu pusing-pusing mikirin duit kalau lagi pengen jalan-jalan dan liburan.

Amin. Amin. Amin ya Allah, semoga diijabah doa saya. Amin.

Bali. Bali. Bali. Sepertinya semakin dekat saja kenyataan untuk menjelajah Bali.

I love Indonesia so much
Cheers to everyone
;=)

Sunday, January 24, 2010

Postingan Pertama dari Kamar Kos-Kosan

Alhamdulillah akhirnya saya punya modem baru. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Barang yang ingin saya miliki perlahan-lahan saya dapatkan. Bulan ini modem udah di tangan. Pengen beli kacamata minus sebenarnya. Tapi lihat di toko kacamata kok harganya mahal gila ya. Pengen nyari yang paketan aja. Maklum lagi tanggal tua cin.

Btw busway, saya lagi merasa sedikit aneh ni. Walaupun sudah aneh dari sononya ya hehehe. Maksudnya, saya jadi bertanya-tanya, apakah muka saya ini kelihatan seperti orang yang banyak duit ya? Perasaan banyak banget yang pada mau pinjam duit ke saya. Padahal kebutuhan saya sendiri juga banyak. Belum lagi barang-barang yang ingin saya beli juga masih banyak. Jadi masih banyak juga dana yang musti saya kumpulkan.

Barusan udah telepon rumah. Ngobrol dengan nyokap n kakak. Lumayan dapet pencerahan juga tentang kehidupan. Tapi kenapa libur dua hari ini rasanya sangat-sangat tidak produktif ya? Pertama karena saya tidak nulis apa-apa selain tulisan ini. Yang kedua, mostly kehidupan yang saya jalani adalah facebookan yang gak penting, dan tidur karena kecapekan olah raga. Niatan untuk belajar juga kayaknya lenyap ni. Belum tau mau dimulai kapan. Postingan saya yang dulu tentang betapa kacaunya jadwal saya sepertinya punya judul baru, yaitu betapa amburadulnya jadwal yang sudah saya tetapkan.

Daripada saya banyak omong di sini mendingan saya mulai saja dengan membaca buku. O iya, mulai kemarin jumat, buku-buku yang tersedia di kamar saya kebanyakan adalah buku berbahasa Inggris. Kayaknya sudah mulai harus begitu deh. Pengen banget beli buku-buku yang berbahasa Inggris pokoknya. Paing tidak tiap bulan harus ada minimal tiga buku bahasa Inggris yang terbeli. So, ini PR lagi buat masalah anggaran. Semoga saja saya naik grade biar bisa tambah penghasilan.

Ok, cukup sampai sini dulu. Ntar malem kalau lagi gak capek nulis lagi. See you ;=)

Friday, January 15, 2010

Visit Belitong 2010 (Part 3)

Seperti janji saya, postingan kali ini akan saya paparkan tentang wisata kuliner saya selama di Belitong. Jadi jangan heran kalau isinya kebanyakan tentang makanan dan acara makan-makan. Langsung saja, tujuan di hari pertama kedatangan kami setelah sampai di Belitong dan mendapat tempat penginapan adalah makan. Perut sudah lapar sekali karena pagi tidak sempat sarapan. Maklum penerbangan pertama ke Belitong mulai jam 06.20. Habis sholat subuh kami sedah harus berangkat dan siap-siap. Kue selama di pesawat sepertinya sudah lama terlupakan karena sudah diembat. Sesuai dengan perut Indonesia, kurang mantab kalau belum ketemu ama nasi. So, tujuan utama kami yang pertama adalah makan. Kami pilih tempat makan yang ada di pantai Tanjung Tinggi. Biar setelah makan langsung bisa berenang di laut. Menu tujuan kami tentu saja seafood. Dan ternyata tempat makan ini menawarkan lebih daripada sekadar seafood biasa.

Makan seafood di tempat makan, Pantai Tanjung Tinggi, Belitong

Menu makan siang yang banyak banget.
Ada gangan, ikan bakar, udang bumbu, cah kangkung, dan lain-lain.

Gangan ikan dengan kuah santannya. Satu kepala ikan jadinya buanyak banget.

Gangan, sop ikan yang bikin penasaran saja. Sebenarnya saya tidak terlalu tahu apa itu gangan. Setelah lihat di internet tentang makanan khas Belitong, saya akhirnya tahu sedikit tentang apa itu gangan. Ini saya dapat dari situs http://belitungisland.com/. Jika ingin tahu lebih lanjut silakan klik link dari saya itu.


Makan Hok Lo Pan asli Belitong

Ini dia kue yang ingin saya makan. Hok Lo Pan. Kata orang sih martabak Bangka. Enggak juga sih. Manis juga rasanya. Ada cacahan kacang dan cokelat di tengahnya. Hhmmm yummy banget pokoknya. Gak salah kalau Andrea Hirata juga kesengsem dengan kue ini. Emang uenak pol. ;=)

Beli Durian di Depan Kantor Kejaksaan

Durian Belitong

Sebenarnya saya hanya pengen makan Hok Lo Pan saja. Itupun gara-gara saya tahu tentang informasi tersebut akibat membaca Buku Maryamah Karpov. Di buku itu dijelaskan tentang betapa lezatnya Hok Lo Pan buatan Lao Mi. Walaupun Hok Lo Pan yang saya dapat bukan buatan Lao Mi (karena Lao Mi udah meninggal dunia) namun saya tetap dapat menikmati lezatnya Hok Lo Pan asli Belitong. Memang mak nyus tenan. Tapi sayang banyak minyaknya hehehe. Teman-teman saya yang justru kegandrungan dengan yang namanya durian. Apa enaknya sih durian. Kok semua orang pada ngiler kalau ngelihat durian. Padahal saya kalau nyium baunya saja udah mual-mual gak jelas kayak demam panggung gitu. Kebetulan memang di sana lagi musim durian. Jadi yang demen ama durian merupakan surga. Dan orang-orang seperti saya yang anti ama yang namanya durian sama saja membenamkan diri di antara baunya durian yang menyengat. Jiiiaaahhhh. Apapun demi menyenangkan teman, yang makan durian ya makan durian, yang gak doyan durian ya terpaksa makan Hok Lo Pan saja. Ok lah gak masalah buat saya. Yang penting makan hehehe.


..... and the story goes ......


.: Hari kedua di Belitong :.


Hari kedua di Belitong diawali dengan sarapan di penginapan dengan nasi goreng dan segelas kopi. Benar-benar padanan yang aneh. Tapi karena laper habis lari pagi akhirnya diembat juga deh. Setelah mandi dan siap-siap akhirnya rombongan ke menuju Manggar. Kuliner yang ingin dicicipi di sini adalah kopi Manggar. Sebelumnya saya sudah tanya ama Vikri Septiawan (pemeran Ikal di film Sang Pemimpi) tentang lokasi enak buat jalan-jalan di Belitong. Dan kata dia kopi di Manggar Belitong itu uenak. Pak Mathias Muchus dalam salah satu wawancaranya saat promosi film Sang Pemimpi juga mengatakan kalau kopi Manggar emang eunak. Jadi, berbekal informasi tadi kami mencoba untuk menikmati kopi di sebuah warung kopi di Manggar.
Kalau menurut saya sih kopinya biasa saja. Encer. Mungkin karena saya orang Jawa di mana biasanya kopi yang saya nikmati adalah kopi kental yang agak pahit. Berbeda sekali pokoknya. Alih-alih saya merasa nikmat. Menurut saya rasa kopi Manggar biasa saja. Justru yang enak bukan kopinya. Tapi suasana minum kopinya. Anak-anak muda Manggar sepertinya hobi sekali minum kopi di warung. Bukan anak mudahnya saja sih, sepertinya orang-orang Manggar memang sudah tradisi minum kopi di warung. Tak ayal jika di daerah ini warung kopi bertebaran hampir di seluruh pasar.

Kopi Manggar

Setelah puas menghirup hangatnya kopi Manggar, akhirnya rombongan kembali siap-siap menuju ke kota Tanjung Pandan untuk ke rumah Suhaidi. Dalam perjalanan kembali ke kota, kami menyempatkan diri ke Bendungan Pice. Setelah itu melewati bekas-bekas galian tambang timah di kanan kiri jalan. Ada juga rawa-rawa yang (konon) katanya masih ada buaya liarnya. Empat puluh lima menit kemudian kami sudah kembali lagi di kota Tanjung Pandan. Sebelum kami ke rumah Suhaidi untuk menghadiri acara pernikahan adiknya, kami menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh khas Belitong yaitu kerupuk ikan yang terkenal itu.

Kerupuk Ikan khas Belitong

Kerupuk ikan ini enak sekali. Bukannya promosi tapi memang enak dan gurih dari sononya. Walaupun dari kemasan kelihatannya seperti produksi orang Cina, tapi yang memproduksi kerupuk ikan ini adalah pribumi Belitong alias orang-orang Melayu. Saya senang sekali makan kerupuk ini terutama untuk teman makan malam. Selain itu juga cocok buat cemilan. Pokoke mak nyus deh.

Setelah acara makan-makan kelar, ke Suhaidi juga selesai akhirnya kita pamit untuk pulang kembali ke Jakarta karena pesawat telah menunggu. So, dengan perasaan senang dan ingin berlama-lama di sini, dengan berat hati kami tinggalkan bumi Laskar Pelangi dengan segenap keunikannya. Kami semangat lagi untuk kembali bekerja ke kantor. Kembali untuk mencari duit lagi agar bisa tetep jalan-jalan lagi seperti saat ini. Terima kasih telah mengikuti saya jalan-jalan ke Belitong.

Di bandara H. AS. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan (lagi)
siap bertolak menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta

Selamat datang Jakarta. Selamat datang semangat baru. Cheers. ;=)

Thursday, January 14, 2010

Visit Belitong 2010 (Part 2)


Setelah istirahat siang, malamnya kita malam mingguan di Kota Tanjung Pandan. Pertama adalah nyari makan malam. Kita semua makan di sebuah kafe di daerah kota ni critanya. Nama kafenya adalah kafe Begalor. Sebenarnya tidak rame-rame banget tempat makan yang kita datangi. Makanannya pun rasanya juga standar saja. Tapi empek-empek telornya mak nyus banget untuk disantap panas-panas. Di kafe ini juga ada hiburan berupa live musik. Denger-denger dari temen saya, ini adalah kafe tempat anak-anak gaul Tanjung Pandan pada nongkrong. Ya ampyun hehehe.

Apapun lah akhirnya acara makan malam selesai. Rombongan melanjutkan perjalanan untuk mengantar Suhaidi (guide kita di Belitong) untuk pulang ke rumahnya. Setelah mengantar ke rumahnya rombongan kembali berbelanja untuk pesta malam minggu. Membeli air minum, hok lo pan, durian, dan cemilan-cemilan yang lainnya. Habis itu pulang. Dan jam 11 malam sepertinya mata sudah ngantuk berat. Walaupun di televisi ditayangkan film bagus yang dibintangi jeng Gong Li yaitu Curse of The Golden Flower akhirnya semuanya tepar akibat kekenyangan. Dan tidurlah kita semua ditemani bunyi ombak laut di kejauhan sana.

9 jam kemudian ....

Kita semua sudah siap dengan dandanan rapi. Mandi sudah, sarapan sudah. Saatnya menuju Manggar. Sebelum berangkat kita sengaja cek out sekalian dari penginapan agar tidak bolak-balik lagi hanya untuk mengambil tas. Soalnya jadwal kita sangat padat hari ini. Mulai keliling Belitong dan menghadiri kondangan juga. Plus jam tiga sore rombongan harus sudah ada di bandara untuk balik lagi ke Jakarta.

Dan perjalanan ke Manggar pun dimulai. Say goodbye to Pantai Tanjung Tinggi. See you next time ;=)

Setelah menempuh jarak sejauh 78 km akhirnya kami sampai di tempat yang dibawa oleh pak supir. Daerah ini bernama A satu. Semacam Puncak kalau di Bogor. Tempatnya emang enak. Bisa melihat pemandangan jauh dari ketinggian. View laut lepas yang tenang kelihatan jelas dari ketinggian ini. Tapi, tempatnya sepi. Sepertinya tempat ini ramai kalau malam hari. Cocok buat tempat pacaran. Karena gak ada apa-apa akhirnya kita cabut juga. Kali ini tujuan kita adalah setting film Laskar Pelangi yaitu SD Muhammadiyah Gantong.

Lokasi A1, semacam Puncak kalau di Bogor

Sd Muhammadiyah Gantong adalah SD tempat anak-anak Laskar Pelangi menuntut ilmu. Bangunannya sebenarnya sudah tidak ada lagi. Tapi untuk keperluan pembuatan film dibuatlah replika di salah satu halaman SD di Manggar. Ke situlah tujuan rombongan selanjutnya. Setelah sampai di situ replikanya pun sudah tidak ada. Katanya sudah dibongkar dan dipindah ke halaman belakang rumah Bupati. Hal itu dilakukan karena kayu-kayu yang dipakai untuk membangun replika sekolah tersebut banyak dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya saya dan teman-teman hanya bisa berfoto di bekas puing-puing replika SD Muhammadiyah Gantong tersebut.

Kayu yang masih tersisa dari replika SD Muhammadiyah Gantong

Saya nongkrong di tempat Mahar mendengarkan radio di film Laskar Pelangi

Setelah puas dengan sesi foto-foto yang cuma lima belas menit akhirnya saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke Manggar. Menikmati kopi yang katanya uenak pol itu. Kita akhirnya dibawa pak supir ke sebuah warung di Manggar. Penjelasan tentang kopi dan kuliner lainnya akan ada di posting terakhir dari tulisan tentang Visit Belitong 2010.

Minum kopi di sebuah warung di Manggar

Setelah puas minum kopi kita menuju rumah Suhaidi. Dalam perjalanan kita dibawa ke bendungan Pice. Bendungan yang dibangun oleh Belanda ini menjadi salah satu tujuan wisata juga di Belitong. Sebenarnya sih tempatnya biasa saja. Jadi karena sudah turun dari mobil akhirnya kita sempatkan untuk foto-foto dulu sebentar.

Sesi foto di Bendungan Pice

Setelah puas keliling Manggar akhirnya kita siap kembali ke kota Tanjung Pandan. Perjalanan ke kota kita melewati jalan yang sepi. Tempat di kanan kiri juga nampak bekas-bekas galian timah yang terbengkalai. Persis seperti yang ditangkap kamera pada film Laskar Pelangi. Jadi perjalanan ini sepertinya napak tilas Laskar Pelangi hehehe.

Sebelum ke tempat Suhaidi kami sempatkan untuk membeli oleh-oleh. Dan tentu saja ganti baju dan sholat sebentar. Setelah sholat dhuhur kami ke tempat Suhaidi, salam-salaman, ketemu ama adiknya yang mau menikah, makan-makan, dan tak lupa berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Tetep yah poto-potonya.

Dari kiri ke kanan
(Ari, Fuad, Bambang, Rinaldi, dan saya)
Suhaidi yang pakai batik hehehe

Acara nikahan sebetulnya belum dimulai. Tapi karena kita tamu istimewa yang sudah dikejar jadwal penerbangan untuk kembali ke Jakarta akhirnya kita makan duluan. Itulah akhirnya. Setelah itu kita ke bandara H. AS. Hanandjoeddin lagi untuk siap-siap kembali ke Jakarta. Tapi tulisan ini belum selesai. Masih ada satu lagi tulisan tentang wisata kuliner yang kita jalani. So, jangan lewatkan ya. See you soon ;=)

Wednesday, January 13, 2010

Visit Belitong 2010 (Part 1)

Di Penginapan Lor In, Pantai Tanjung Tinggi, Belitung

Akhirnya sampai juga saya di Belitung. Tepat pukul 07.10 pesawat mendarat dengan mulus di Bandara H. AS. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan. Kami langsung disambut dengan hujan gerimis. Maklum, waktu di atas pesawat juga sudah mendung, jadi pas sampai bandara gerimis akhirnya mengguyur. Kami semua menuju bandara dengan dibekali payung. Setelah sampai di ruang tunggu, ternyata sudah ramai sekali orang-orang yang menjemput sanak dan kerabat, porter yang memang menunggu obyekan. Kalau dipikir-pikir, yang datang ke bandara ini adalah orang-orang yang memang sudah saling kenal. Terbukti para porter pun juga sudah mengenali orang-orang yang baru turun dari pesawat. Saya dan rombongan sebenarnya juga berharap ada yang sudah menanti kedatangan kami, seorang putra daerah kelahiran Belitong yang sudah di-sms sebelum pesawat tinggal landas dan ternyata oh ternyata setelah dikonfirm ulang dianya masih tidur dan baru bangun. Alhasil saya dan teman-teman yang lain bengong-bengong gak jelas di bandara menunggu jemputan sampai.

Setelah jemputan sampai, tujuan kita adalah menuju ke penginapan. Banyak sekali penginapan yang ditawarkan di pulau ini dengan harga yang sangat variatif. Tujuan pertama kami adalah penginapan Lor In. Penginapan yang memang udah di booking saat masih di Jakarta. Setelah nyampe penginapan ternyata harganya mahal banget. Maka kami segera putar haluan dulu untuk mencari penginapan yang lebih representatif dengan keadaan kantong kami. Tujuan pertama adalah penginapan di Bukit Berahu. Penginapannya sih ok, buka pintu langsung pantai, harganya juga murah. Tapi, kalau mau makan musti naik tangga dulu yang jumlah anak tangganya 100 buah. Wadew, bisa gempor duluan ni orang-orang hehehe.

Pencarian kedua ke daerah Tanjung Kelayang. Di sini suasananya lebih ok. Pemandangannya bagus. Tapi banyak sekali perahu-perahu berseliweran di pantai, jadi kesannya kayak di pelabuhan gitu. So, anak-anak pada ill feel gitu deh. Dan akhirnya, setelah melewati proses pemikiran yang panjang, diskusi yang penuh debat dan berdarah-darah hahaha (lebay.com) diputuskan bahwa kita akan menginap di penginapan Lor In. Dua kamar pun disewa untuk dua hari satu malam. Setelah cek in, langsung tujuan pertama adalah makan. Soalnya dari pagi belum ketemu ama nasi. Perut kayaknya udah kangen banget. Tujuannya adalah pantai Tanjung Tinggi. Selain pengen makan seafood, juga pengen banget menikmati indahnya batu-batu granit seperti tertampil di film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Untuk wisata kuliner akan saya buatkan satu postingan tersendiri di blog ini. So, keep stay tunes untuk baca hehehe.

Ini dia Pantai Tanjung Tinggi .... indah ya .... ;=)

Setting film Laskar Pelangi

Sebenarnya sudah lama pengen banget ke sini. Buku dan film Laskar Pelangi membuat saya kepengin untuk melihat dari dekat lokasi pantai berbatu yang indah ini. Ditambah dengan pemberitaan di media masa, website pariwisata Belitung, dan foto-foto di akun facebook teman saya yang menggoda untuk segera bertandang ke sini. Akhirnya ketika ada ajakan dari teman sekantor langsung saya iyakan. And finally, here I am hehehe.

Setting film Sang Pemimpi

Film Sang Pemimpi saya tonton pada hari pertama ditayangkan. Tiga minggu kemudian saya akhirnya kesampaian untuk dateng ke tempat lokasi syutingnya. Sebenarnya sudah lama saya pengen berlibur ke pulau ini setelah menonton film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Kebetulan ada putra daerah yang lagi cuti karena ada acara keluarga akhirnya kita culik untuk menjadi guide menunjukkan lokasi-lokasi yang indah untuk tujuan wisata kita. Foto di plang Sang Pemimpi di atas sebetulnya sangat sulit untuk saya dapatkan. Hal itu karena waktu teman-teman sedang foto-foto di tempat ini, saya sedang menjalani ritual khusus yang sangat personal yaitu panggilan alam. Dan parahnya waktu saya sudah selesai pipis rombongan sudah pindah tempat ke lokasi syuting Laskar Pelangi. Alhasil saya belum punya kenang-kenangan foto di sini. Akhirnya, besok paginya saya nekat lari pagi ke lokasi ini. Jadi poto ini diambil pada hari kedua kunjungan saya ke Belitung. Untungnya hari cerah. Sinar matahari bersinar lembut. Tidak mendung seperti hari sebelumnya. Saya sendirian jalan ke tempat ini karena teman-teman masih pada ngorok di penginapan. Sampai lokasi pun gak ada orang sama sekali. Akhirnya ketika ada ibuk-ibuk yang buka warung paling pagi saya mintai tolong untuk mengambil gambar. Setelah dapet dan saya puas dengan hasilnya, saya mampir sebentar di lokasi syutingnya Laskar Pelangi sekalian karena memang berdekatan. Di situ ketemu ama bapak-bapak botak dan keluarganya yang mempunyai keinginan sama dengan saya untuk berfoto di tempat tersebut padahal kemarin sudah berkunjung. Akhirnya saya dapat foto juga yang bagus seperti saya posting di bagian paling bawah postingan ini. Wah senang deh rasanya ketemu ama orang-orang baik dan suka menolong hehehe.

Foto favorit saya

Kenapa menjadi favorit karena lokasi tersebut lumayan tersembunyi. Air lautnya juga lumayan bening walaupun hari sedang mendung. Jadi rasa-rasanya seperti pengen berlama-lama ada di sini. Tapi karena tujuan wisata yang ingin kami kunjungi masih banyak dan badan sudah capek dan pegal-pegal semua, akhirnya diputuskan untuk pulang ke penginapan untuk beristirahat.

Lokasi favorit kedua di setting film Laskar Pelangi

Foto di atas yang saya katakan diambil oleh bapak-bapak botak dari Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Wah senang sekali, gak sia-sia akhirnya dapet poto di sini. Liburan yang menyenangkan dan penuh kenangan. Capek tapi menyenangkan. Pulang dari foto-foto ini saya nebeng pak cik yaitu orang setempat yang lagi jalan-jalan naik sepeda motornya menuju ke penginapan karena sudah pada mau berangkat ke Manggar, jadi saya harus cepet sampai. Jelas gak cukup waktunya kalau saya lari atau jalan kaki pelan-pelan. Because narsisme is not a crime, masih banyak foto-foto dan cerita-cerita lainnya yang akan saya posting di sini. See you ;=)

Tuesday, January 12, 2010

Pesawat Pertama

Pertama kalinya saya naik pesawat terbang adalah waktu liburan ke Belitung weekend kemarin. Akhirnya ngrasain juga naik pesawat terbang. Naik pesawat Boing 737 dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Sempat deg-degan juga. Naik pesawat terbangnya cuma 55 menit dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta ke Bandara H. AS. Hananjoeddin Tanjung Pandan, tapi deg-degannya dari tiga hari sebelum keberangkatan. Maklum ini penerbangan saya yang pertama kali hehehe. Belitong I'm coming.

Friday, January 08, 2010

What A Wonderful Day

Lama sekali saya tak menulis di sini. Rasa-rasanya saya sudah kangen untuk menulis lagi. Entah tidak tahu kenapa, sepertinya saya sedang mengalami stres berat. Banyak sekali pikiran bergelayut di benak saya. Ada pikiran yang bahagia dan tidak. Lebih baik saya bahas yang bahagia saja ya daripada membahas yang tidak enak justru akan membawa mood yang tidak enak juga.

Alhamdulillah saya hari ini menerima banyak sekali hadiah. Pertama tadi saya dinobatkan oleh teman-teman kantor sebagai Pegawai Terheboh 2009. Bukan penghargaan yang serius. Cuma untuk sebuah relaksasi karena target penerimaan untuk tahun 2009 tercapai dengan tingkat pencapaian sebesar 110%. Acaranya seru abis. Dihadiri oleh para pejabat teras Kanwil Banten. Sempet nglontarin jokes juga. Seneng juga akhirnya acara selesai dengan sukses dan lancar.

Keluar dari aula, tiba-tiba seorang cleaning servise di kantor saya memberikan sebuah bingkisan yang katanya kiriman pos untuk saya. Ternyata paket hadiah dari Tim Internet Sehat karena blog saya Keajaiban Kata dinobatkan sebagai inspiring blog pemenang Internet Sehat Blog Award 2009 untuk minggu kelima Desember 2009. Sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk menerima penghargaan itu. Blog bagi saya adalah semacam media untuk mengekspresikan diri selain juga untuk latihan menulis. Jika apa yang saya lakukan, baik iseng-iseng maupun serius berkaitan tentang dunia per-blog-an ternyata mendapat apresiasi yang begitu besar dari para pembaca, baik adanya kesediaan untuk sekadar mengintip, bahkan sampai ada yang terinspirasi, itu merupakan nilai lebih dan juga penghargaan yang tidak saya sangka-sangka sebelumnya. Terima kasih untuk Tim Internet Sehat yang sudah menobatkan blog saya sebagai pemenang. Terima kasih untuk kakak saya, Luhung Widhayanto, for jus being there with enermous and contagious energy. Spesial thanks to Saverio Ratu, for always believing in my writing talent. Dan, terima kasih untuk semua pengunjung, pembaca, penikmat blog saya. Terima kasih untuk apresiasi yang begitu menyemangati.

Dan gongnya di sini. Besok saya akan berangkat ke Belitong. Tiket untuk pulang pergi Jakarta-Tanjung Pandan sudah di tangan. Tak sabar rasanya untuk segera menghirup udara bumi Laskar Pelangi. Tujuan utama temen-temen saya ngajak ke sana adalah pengen poto-poto di batu-batu granit yang jadi setting film Laskar Pelangi. Norak banget gak sih hehehe. Gak apa-apa yang penting acara travelingnya ok. Pengen banget mengikuti jejak mbak Trinity untuk suka jalan-jalan. So, this will be my first journey outside Java island after Madura. Semoga perjalanannya lancar-lancar. Selamat sampai tujuan. Gak ribet. Selamat kembali sampai di rumah. Amin. Coz, ini juga pertama kalinya saya flying without wing, artinya ini pertama kalinya saya naik pesawat. Hahahaha. Dasar, orang katrok ya saya hehehe. Gak apa-apa lah. Yang penting OK. Pesawat insya Allah akan berangkat pukul 06.20 dari bandara Soekarno Hatta. So, Belitong I'm coming. Wish me luck.

Untuk cerita-cerita yang mengenai serunya (semoga seru ya) saya dan teman-teman di Belitong akan saya posting minggu depan setelah saya balik lagi hehehe.
Doakan selamat ya. hehehe. Nervous mode on.
OK, bismillahhirrohmannirrohim.
;=)