Wednesday, December 16, 2009

(ingin) Pulang

"Aku ingin pulang"
Bukan. Ini bukan judul lagu atau judul sebuah sinetron. Tapi sebuah keinginan. Pagi tadi ijin cuti saya disetujui oleh Kepala Kantor. Artinya bos besar merestui rencana kepulangan saya untuk sejenak meninggalkan semua kepenatan hidup dan kerjaan yang (sepertinya) tidak ada habis-habisnya ini. Pengen sekali berteriak dan ketawa-ketiwi karena bisa cuti. Tapi gak tau juga ya, sepertinya saya sedikit bimbang, jadi pulang atau tidak. Hal ini karena permohonan cuti yang saya ajukan seminggu yang lalu baru ada kejelasan hari ini. Jadi saya agak tidak siap untuk menerima kabar itu. Entah senang atau biasa saja. Yang jelas, perasaan saya bingung. Mau pulang atau tidak.

Sebenarnya saya sudah punya rencana untuk tidak pulang. Namun, jika saya tidak pulang, trus kapan lagi ya saya bisa pulang? Ada banyak hal yang menghalangi saya untuk pulang? Pertama, seperti yang saya katakan tadi, kabar cuti saya disetujui terlalu mendadak. Saya tidak ada persiapan untuk buru-buru pulang. Yang kedua, besok film Sang Pemimpi diputar di bioskop. Masak saya gak nonton filmnya? Berhubung saya sudah dapat tiketnya, ya besuk sebisa mungkin nonton dong. Secara film ini udah ditunggu lama banget. Ketiga, saya lagi ada persiapan untuk mengikuti lomba blog. Ada beberapa buku juga yang akan saya baca selama liburan. Kalau masalah menulis novel, hal itu bisa saja saya lakukan saat liburan di kampung halaman. Keempat, saya males beres-beres. Saya belum mencuci baju. Dan meninggalkan cucian kotor di kosan saat ditinggal pulang ke rumah bukan merupakan kebiasaan saya. Dan kelima, ini sepertinya yang paling urgen di antara semuanya, ditempat tinggal saya, sulit untuk mendapatkan konektivitas internet. Arrrgghh. Ini yang bikin saya pusing. Soalnya saya belum beli modem. Pembelian modem baru masuk alokasi dana bulan Januari 2010. Maka dari itu saya harus bersabar dulu.

Tapi daripada saya ntar-ntar gak bisa pulang, mending saya alokasikan untuk pulang saja. Keputusan ini sudah melalui proses pemikiran yang matang (mungkin hehehe) dengan alasan bahwa barang-barang yang sudah tidak saya pakai di sini, barang-barang yang sudah seharusnya ada di rumah, dan barang-barang yang dibeli untuk stok di rumah sudah saatnya untuk segera dimobilisasi.

Rencana saya untuk pulang juga didasari atas pemikiran bahwa mungkin setelah ini, saya akan sulit untuk sering-sering pulang, karena insya Allah tahun depan saya akan masuk ke bangku kuliah lagi. Wah senengnya sekolah lagi. Kangen suasana kuliah, kangen ribetnya bikin tugas, dan kangen tatap muka serta berdebat dengan dosen mengenai suatu permasalahan di perkuliahan. Wah insya Allah bisa masuk Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun depan. Makanya, untuk kepulangan saya ke rumah, sudah ada beberapa agenda yang masuk daftar 'penting untuk dilakukan'. Mostly, pengen nulis aj. Jadi netbook sebisa mungkin dibawa. Trus, pengen makan nasi pecel. Kalau yang ini juga gak terlalu pusing karena biasanya nyokap udah ada inisiatif buat sendiri. Lalu, saya pengen banget untuk membuat stelan jas, periksa mata dan beli kacamata minus, periksa gigi (kalau sempet). Untuk kegiatan di rumah, pengen banget naik sepeda keliling kota (tapi gak ingin kulitnya item lagi). Keinginan untuk sepeda keliling kota dan efek item kulit sebenarnya dua hal yang harus disinergikan. Soalnya berdasarkan pengalaman tahun lalu bahwa kulit hitam karena terbakar sinar matahari susah banget untuk mutihin lagi. Jadi harus ada usaha ekstra dan mengucurkan sedikit rupiah untuk perawatan.

Jadi, intinya saya mau pulang. Cuti udah di-acc, tiket udah di tangan, cucian udah kering, barang-barang udah di-packing, dan tiket untuk nonton film SANG PEMIMPI juga sudah di tangan. So, berharap semoga hal terbaik selalu melingkupi dan mewarnai hidup saya. Lancar semua urusan dan tercapai semua keinginan. Sehat walafiat, lancar dan banyak rejeki yang barokah. Dan, di atas semua itu, semoga setelah liburan, tabungan tulisan saya tambah banyak. Amin. Amin. Amin. Ya rabbal alamin untuk semuanya. Cheers!!!

Gambar diajak pulang dari sini.

Monday, December 14, 2009

Monday Confusing

Senin selalu membuat bingung mau melakukan kegiatan apa. Pengennya ntar malem nulis artikel. Tapi kalau temen kosku sedang di rumah ngalamat gak ada ketenangan suasana. Weekend kemarin total jenderal gak nulis sama sekali. Main dan jalan-jalan tok isinya. Kalau ntar malem teman kosku ada di rumah, jadwalnya mau nonton New Moon (lagi). Daripada di rumah useless gak ngapa-ngapain, mending nonton saja di bioskop sebelah rumah.

Di sela-sela sibuk nulis dan baca buku, kayaknya saya juga mau menyisipkan belajar bahasa Inggris. Kayaknya yang ini jangan ditunda-tunda lagi deh. Tapi kapan ya enaknya. Malem atau pagi. Malem kayaknya lebih enak buat baca buku atau nulis saja. Mungkin pagi saja lah. Berarti acara jogging perlu disesuaikan dulu ni. Jogging tiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu saja. Hari lainnya cukup senam lantai, push up, dan sit up. La trus belajar agamanya kapan? Wadew, masalah baru muncul ni, I really need more time in my life. Habis isya' aja mungkin ya.

Jadi, jadwal yang layak dicoba dalam seminggu ke depan adalah, pagi belajar bahasa Inggris atau mencuci baju. Siang bekerja dunk di kantor. Malam, setelah isya tentu saja, belajar agama satu jam saja ya, sampai kira-kira jam 8.30 malem, habis itu lanjut baca buku yang sifatnya pengetahuan atau hiburan atau waktunya untuk menulis saja. Sepertinya untuk nulis perlu dapet porsi lebih banyak. Trus, untuk weekend, sabtu minggu maksudnya, kalau tidak ada acara jadwalnya adalah mencuci baju dan menulis saja. Sabtu minggu pengennya menulis all day. Semoga bisa ya.

Mungkin itu dulu prends yang bisa saya tulis. Semoga bisa saya lakukan dengan konsisten. Wish me luck. ;=)

Wednesday, December 09, 2009

Jadwalku Kacau

Jadwal yang saya buat benar-benar kacau. Bagaimana tidak, bulan Desember yang seharusnya menjadi waktu yang baik untuk memulai pekerjaan menulis tiba-tiba saja tergusur dengan acara-acara lain yang (beberapa) lebih urgen untuk segera dilakukan. Oh, iya, ditambah lagi dengan adanya acara ulang tahun saya pada 2 Desember yang lalu, plus sederet acara nonton-nonton ditambah pula dengan kerjaan di kantor yang menumpuk-numpuk. Alhasil begitu nyampe rumah sudah tepar duluan.

Namun begitu di sisi yang lain ada juga hasilnya. Beberapa buku sudah saya bereskan. Artinya buku-buku tersebut sudah saya baca. Saya paham isinya dan tentu saja, akhirnya tau akan kualitas buku-buku yang sudah saya baca tersebut. Di samping itu, tabungan tulisan saya juga sedikit banyak bertambah jumlahnya. Yang ini memang sepertinya perlu untuk dipersiapkan dengan matang. Postingan untuk blog Keajaiban Kata memang menuntut untuk ditulis dengan 'sedikit' serius. Karena blog tersebut (seperti yang sudah saya bilang pada postingan sebelumnya) akan mengikuti kompetisi blog baik tingkat nasional maupun tingkat international. Yah, siapa tau kalau memang beruntung blog tersebut bakalan menang. Insya Allah.

Saya sempet mengikuti perkembangan dunia per-blog-an yang komunitasnya adalah orang-orang yang berasal dari daerah saya. Blog-blog tersbut boleh dibilang bagus-bagus tampilannya. Secara kasat mata sebenarnya saya kepingin sekali punya blog seperti yang mereka punya. Namun di sisi yang lain, kok saya jadi berpikir bahwa walaupun tampilan blognya bagus, tapi isinya kok gak enak banget ya buat dibaca. Istilahnya tu, isinya penuh dengan diareayish kata-kata. Encer dan cederung miskin makna. Yah memang tidak menutup kemungkinan ada beberapa blog yang menurut saya OK, baik dari segi tampilan maupun segi isinya.

Melenggang kangkung mengikuti perkembangan blogging di daerah saya, ternyata cukup baik juga. Walaupun perkembangan itu masih terbatas sampai pada membuat tampilan yang eye catching, belum sampai pada bagaimana menulis sesuatu yang layak untuk dibaca. Catatan harian dan blog untuk menawarkan barang dagangan yang dijual on line. Kalau saya sih tidak begitu ingin seperti itu. Dari beberapa blog yang saya kunjungi, ternyata tulisan-tulisan saya tidak kalah dengan mereka. Bahkan, mungkin, lebih baik punya saya daripada tulisan-tulisan mereka.

Namun begitu, saya masih bingung ni menentukan jadwal yang tepat untuk kembali ke jalan yang benar, menemukan waktu yang pas untuk bergelut kembali dengan draft tulisan saya. Weekend ini kalau tidak hujan ngalamat ke Lippo Karawaci, mau nonton dengan sepupu. Rasanya gak enak juga kalau tiap minggu harus cari-cari alasan. Tapi paling tidak jumat malam bisa corat-coret sedikit untuk blog yang isinya pembukaan akan tulisan berseri Global Warming.
Memang tulisan berseri itu menarik sekali untuk ditulis tapi juga harus hati-hati menuliskannya karena isu itu sudah hangat dibicarakan dan (kalau menurut saya) sudah seharusnya menjadi semacam konsentrasi utama kita untuk mencegah atau paling tidak memperlambat laju kerusakan bumi yang semakin parah ini. Untuk kelanjutannya simak saja ntar tulisan-tulisan saya di sini, yang akan saya beri label global warming, go-green, green eco living, dan green guide. Wah tak sabar rasanya untuk berbagi dan bertukar pemikiran.

So, jumat malam ntar kalau gak ada acara buat belanja-belanja, mungkin saya akan menyempatkan diri untuk mulai membuat coretan-coretan, mencoba untuk mencicil mumbuat postingan untuk serial global warming. Selain itu, pagi tadi saya mendapat buku baru dengan harga miring. Ada empat buah judul yaitu Quantum Ikhlas (Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati), The Science & Miracle of Zona Ikhlas (Aplikasi Teknologi Kekuatan Hati), The Mistery of The Right Brain (Mengungkap Misteri Otak Kanan untuk Membuat Anak Jadi Genius). And guess, berapa saya membayar se
muanya? Cuma 55.000 rupiah saja. Murah nian. Lucky me hunny hahahaha. I think this day is my day. My great day coz kerjaan saya di kantor alhamdullilah beres semua. Yah mungkin ini juga hadiah untuk ulang tahun saya. Mungkin juga kan. Tapi sebenarnya saya pengen banget dikasih hadiah Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru dan asli (bukan bajakan). Mungkin suatu saat nanti bisa kebeli. Sepertinya harus disiapkan anggaran khusus ni untuk membelinya.

Well, malam sabtu adalah jadwal untuk rehat sejenak sambil melaksanakan rencana-rencana di atas. Semoga saja semua berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan yang mendadak tiba-tiba saja muncul. Dengan buku baru yang sudah siap untuk dibaca, rasa-rasanya untuk bulan ini tidak perlu beli buku lagi deh sepertinya. Pengennya sih beli barang aja. Beli baju atau jam tangan. Ok dude, saatnya mulai menggurat mimpi.

Semangat-semangat. ;=)

Tuesday, December 01, 2009

Starting December Project

Tadinya mau mulai menulis cerita. Dan ceritanya berupa trilogi pula. Jelas menuntut kemewahan waktu yang (sayangnya) jarang sekali saya dapatkan. Desember ini harusnya sudah mulai untuk mencicil draft novel saya yang pertama. Ternyata eh ternyata, pekerjaan sampingan yang datang di luar dugaan saya sama sekali. Waktu yang tadinya mau saya gunakan untuk menulis buku, tiba-tiba saja tergeser dengan acara lain. Walaupun masih seputar dunia kepenulisan, tapi lebih cenderung ke dunia maya. Saat ini saya sedang disibukkan untuk menulis di blog saya yang ini. Blog ini sedang (berencana dan disiapkan) mengikuti kompetisi blog di beberapa kontes blog baik tingkat nasional maupun tingkat international.

Isu utamanya kebanyakan adalah tentang lingkungan, global warming, go green, and everything about how to make a good and green living in our lovely earth. So, tujuan postingannya tentu saja juga mengarah ke arah green guide dan pengenalan akan betapa urgensialnya isu tentang global warming ini yang patut untuk segera di follow up secara lebih serius dan serempak. Beberapa hari ini saya lebih cenderung untuk banyak membaca buku, mencari referensi untuk isi blog, menulis beberapa entrian untuk diposting di blog, mengutak-atik tampilan blog supaya lebih kelihatan unsur 'magical'-nya biar match dengan judul blognya yaitu Keajaiban Kata.

Ngoblog bagi saya sudah seperti semacam kebutuhan juga ya. Rasa-rasanya sekarang tiap hari tetep aj ada yang merasa sesuatu itu harus ditulis. Dan ditulasnya pada momen-momen yang memang pas dengan tanggal berlangsungnya atau tanggal yang bersamaan dengan dirayakannya suatu event. Rasanya menarik sekali menulis blog seperti itu. Walaupun rasanya seperti dikejar deadline, tapi saya rasa menulis seperti itu lebih enak dan lebih mudah untuk melakukannya. Mungkin cocok juga kalau ada ungkapan bahwa necessity is the mother of invention. Dan bagi diri saya pribadi, yang notabene adalah manusia pemalas yang musti diketok dulu kepalanya supaya bisa on dulu, sangat senang untuk bekerja di akhir-akhir masa deadline. Ada semacam nuansa petualangan yang berlangsung di sana. Ada semacam kompetisi untuk bergulat dengan waktu, mencoba untuk mengalokasikan beberapa menit waktu dalam jam kerja untuk menarikan jari-jari ini ke tuts-tuts komputer.

Jadi, project Desember ini adalah:

  1. Menyiapkan postingan yang berkaitan dengan isu global warming.
  2. Menyiapkan postingan untuk lomba resensi
  3. Menyiapkan stamina untuk menulis banyak tulisan
  4. Membuat blog jadi semakin cantik di blog Keajaiban Kata
  5. Menysihkan waktu luang untuk membaca buku Proses Kreatif jilid 3 dan 4 (semoga kelar sampai akhir bulan ini)
  6. Nonton film Sang Pemimpi
  7. Belanja-belanja (yang ini tentu saja tidak boleh ketinggalan biar gak stres-stres banget menapaki hidup)
  8. Berharap orang rumah sering-sering liburan ke Bandung biar rumah kosong. Gak papa jadi satpam asal suasana tenang (gak bising) biar bisa tenang nulisnya.

Mungkin itu dulu cukup lah buat saya, yang penting tetep menulis. Tapi saya juga tidak akan melupakan project yang sudah saya rencanakan sebelumnya bahwa Desember ini adalah waktu untuk segera memulai menulis cerita dalam bentuk buku. Sudah terlalu sering diulur-ulur dan ditunda-tunda. Saya tidak ingin daftar resolusi tahun depan hanya berupa 'pengen banget nulis novel atau nulis buku' tapi udah bener-bener 'tahun depan udah punya draft buku'. So, sekarang tiap malam kalau tidak benar-benar capek banget atau memang ada acara nonton bareng teman-teman, maka biasanya saya akan selalu setia untuk menulis di netbook saya, ditemani dengan jeruk mandarin, apel fuji, susu atau kopi atau campuran keduanya. Wah, kayaknya weekend atau waktu luang akan terasa lebih bermakna.

Memang semuanya ada skala prioritas yang ditetapkan. Kalau boleh meminta, saya akan minta tambahan waktu dan tenaga dalam satu hari ditambah beberapa jam dan ditambah bebarapa kalori agak saya lebih banyak bisa melakukan aktivitas tanpa mengganggu aktivitas saya yang lain. Bahasa Inggris dan pengetahuan agama yang tadinya mau diimprove, yah akhirnya harus mau ditempatkan dan dibagi-bagi untuk dilakukan sehabis sholat shubuh, berbagi waktu antara membaca dan mencuci baju.

Arrrgghhh ... Desember ... Desember yang kucintai, bulan di mana saya dilahirkan. Bulan di mana saya pertama kali datang ke dunia. Pingin rasanya memeluk Desember erat-erat nuntuk tidak melewatkan setiap detik yang dilalui. So, December is the best time for writing. Keep writing too for you. Cheers!!! :=)

Monday, November 30, 2009

A Trilogy in Three Months: Sebuah Tantangan


Hari ini adalah hari terakhir di bulan November. Esok hari bulan Desember sudah dimulai. Rasanya ingin menjerit saja gara-gara waktu yang kelewat maraton ketimbang hasil yang saya dapatkan dari rencana-rencana yang sudah saya tetapkan. Bergantinya bulan November ke bulan Desember akan berarti banyak bagi saya. Pertama tentu saja, awal bulan adalah waktu di mana saya harus melakukan kewajiban yang sangat krusial: membayar uang kos. Hehehe. Hare gene masih kos ;=). Tapi tidak apa-apa lah. Siapa tahu suatu saat punya rumah. Yang nyaman tentu saja.

Tapi bukan itu yang ingin saya tulis di sini. Pergantian bulan ini membuat saya sedikit berdebar-debar juga sebenarnya. Hal itu karena hari ini saya membuat rencana yang sangat GILA sekali. Rencana ini disebut GILA (tetep dengan huruf besar, karena gilanya dah stadium 5 hehehe) karena saya membuat tantangan pada diri sendiri untuk mulai mengeksekusi resolusi yang belum sempat terlaksana. Pada akhirnya saya memutuskan untuk memulai kegiatan proses kreatif kepenulisan saya awal bulan ini. Saya kira Desember adalah waktu yang sangat signifikan buat saya untuk memulai kerja keras ini karena ada beberapa alasan yang menurut saya cukup reasonable yaitu:
  1. Desember adalah akhir tahun, cuaca sering mendung. Yah semoga tiap malam, saat saya tidak ingin keluar rumah mending hujan saja. Biar saya bisa duduk tenang dan menulis.
  2. Desember banyak libur. Tentu saja libur yang ini termasuk libur hari minggu. Semoga tidak ada interupsi-interupsi gak penting yang menghambat produktivitas kerja.
  3. Desember adalah akhir tahun. Kapan lagi mau menulis novel kalau tiap tahun ditunda-tunda terus? Kapan jadinya coba, kalau project menulis novel hanya masuk dalam program resolusi tanpa pernah benar-benar dieksekusi menjadi kenyataan. Sementara waktu terus berlalu dan belum juga ada tulisan bermutu yang benar-benar bisa diselesaikan dalam bentuk draft yang siap tayang.
Dari alasan itu makanya saya berpikir bahwa sudah saatnya juga saya berpikir secara realita saja. Kalau ditunda-tunda soalnya tahun depan saya pikir bakal sangat sibuk. Belum lagi dengan rencana saya untuk kuliah lagi tahun depan. Saya ingin, ketika saya kuliah lagi nanti, tidak terlalu memikirkan masalah menulis ini. Walaupun sesekali tetap terus menulis, tapi fokus utama tetap kuliah.

Sesuai dengan judul dari postingan ini, saya mungkin boleh disebut agak gila memilih tantangan ini. Menulis sebuah cerita trilogi dalam waktu tiga bulan. Berarti dalam satu bulan saya harus selesai satu buah cerita/buku. Asumsi ini saya yakini dapat saya kerjakan setelah weekend kemarin menulis beberapa tulisan yang menurut saya senang menulisnya. Kalau dalam sehari saya bisa menulis sebanyak 10 lembar, berarti dalam sebulan secara hitungan kasar 300 halaman bisa saya kantongi. Ini tidak menutup kemungkinan hasilnya lebih sedikit lagi jumlah halamannya. Paling tidak proyeksi yang saya buat tidak terlalu memberatkan buat saya.

Lalu, kapan akan dimulai. Saya insya Allah akan memulainya besok. Karena besok sudah awal bulan jadi cocok untuk memulai sesuatu. Saya berharap rencana ini bisa berjalan dengan lancar. Semoga alam semesta bersatu mendukung saya melakukan kerja keras mewujudkan mimpi ini menjadi kenyataan. Kalau berjalan dengan lancar, akhir Februari tahun depan saya sudah punya tabungan draft buku yang nyata. Artinya tidak menjadi angan-angan semata. Karena setiap waktu yang kita miliki sangat berharga, setiap momen yang kita lalui hampir selalu memberikan kenangan yang menyenangkan, dan setiap hal yang kita kerjakan bukan tidak mungkin akan menjelma menjadi sesuatu yang nyata, dalam kerja kreatif ini, saya tidak ingin main-main. Ada banyak rencana bagus yang mengikutinya. Ada banyak angan-angan yang beruntun bersambungan dengan kegiatan saya dalam menulis buku ini. Tentu saja yang paling mudah adalah saya mempunyai buku tulisan saya sendiri yang akhirnya bisa nampang di lemari rak buku saya. Punya buku yang bisa nampang di toko buku. Pengen keliling dunia. Roadshow buku saya. Menghadiri undungan pertemuan pembaca dan penulis tingkat nasional maupun di forum-forum international. Hehehe.

Yah itulah beberapa mimpi saya berkaitan dengan kegiatan kepenulisan. Tapi saya tidak mau memikirkannya dahulu tentang itu semua. Saya ingin kerja keras dulu. Saya ingin menjadi orang biasa-biasa dulu agar kalau seumpuma benaran apa yang saya impikan menjadi kenyataan, saya tidak takabur alias lupa diri. So saya berusaha membuat apa yang sebelumnya menjadi kemewahan alam fiksi pikiran saya, suatu saat akan menjadi 'anak jiwa' yang dapat dibaca.

Jadi, tunggu apa lagi. Bersiap menulis. Keep writing juga ya buat kalian yang juga punya keinginan sama (siapa tahu Anda nyasar ke sini dan sempat-sempatnya membaca tulisan ini) hehehe.
SEMANGAT-SEMANGAT!!!!
Cheers to everyone ;=)

Gambar dijumput dari sini.

Sejenak Berevaluasi


Long weekend akhirnya usai juga. Cukup senang juga sebenarnya. Walaupun masih kurang lagi liburnya. Tapi paling tidak liburan kali ini tidak jauh melenceng dari rencana semula. Keinginan saya untuk menulis kembali menemukan jalan dan semangat. Saya berhasil mengumpulkan beberapa tulisan untuk blog. Maunya sih liburan kemarin dipakai untuk menulis novel, namun sepertinya dorongan untuk membayar utang postingan di blog sedikit lebih penting. Selain itu saya juga sedang menyiapkan tantangan. Tapi tidak akan saya jelaskan di sini. Nanti akan saya buatkan satu postingan tersendiri.

Weekend kemarin saya juga sempat menjajal kemampuan netbook saya untuk bersurfing ria di mall saat makan siang. Akan tetapi, karena suatu hal yang belum saya ketahui, saya tidak dapat connect ke internet, alhasil usaha untuk sekadar berfacebook ria gagal total. Yah gak apa-apa lah yang penting saya jadi bisa menulis lagi. Selalu ada dampat positifnya.

Tulisan-tulisan dari hasil nongkrong jagain rumah liburan kemarin akan saya uplod secara periodik di blog ini. Yah walaupun tidak banyak-banyak banget hasil tulisannya tapi saya puas terhadap semua tulisan yang sudah saya hasilkan. Paling tidak saya agak tenang karena stok tulisan untuk bulan Desember sudah ada dan (tentu saja) sepertinya jumlahnya akan bertambah lagi. Hal itu bisa terjadi karena bulan Desember baru akan mulai besok, sementara saya sudah menyiapkan stok tulisan untuk dimasukkan ke blog selama sebulan ke depan. Ibarat jual beli barang, saya sudah memberi DP di awal.

Senang dan tenang. Itulah perasaan saya saat ini. kalau boleh dikata, ok-lah excelent kayaknya tidak terlalu berlebihan untuk sebuah kerja keras. Walaupun senang dan tenang, tapi saya juga tidak boleh berleha-leha karena inti dari kerja kreatif ini baru saja akan di mulai.
Yah, gak apa-apa lah, saya ingin rehat sejenak sekarang, karena nanti malam saya mau menulis lagi untuk blog. Semoga saja 3 postingan bisa selesai. Ya semoga saja. Karena besok sudah ganti bulan, ada satu tantangan besar yang siap menunggu.
Tak sabar rasanya menulis lagi.

Gambar dijumput dari sini.

Thursday, November 26, 2009

Nonton New Moon

Akhirnya ketonton juga film New Moon. Film ini benar-benar saya tunggu-tunggu. Setelah stripping baca bukunya dan melihat thrillernya di Youtobe, saya cukup puas dengan hasil jerih payah Chris Weitz mengadaptasi buku berjudul sama karya Stephenie Meyer ini.
Saya menyukai film ini karena di dalamnya ada mitos-mitos yang dimasukkan dalam cerita. Mitos-mitos ini selalu menarik buat saya seperti halnya dulu saat saya tergila-gila untuk mencari-cari mitos-mitos yang terselip dalam cerita Harry Potter.
Bedanya untuk film ini, mitos-mitos itu terasa nyata dan dekat. Hal itu karena, waktu kecil saya pernah melihat film yang ceritanya tentang manusia harimau dengan latar belakang kebudayaan Sumatera Barat (Padang).
Sesaat pikiran saya melintas ke sana.
Setiap habis menonton film dan ketika film itu menurut saya bagus (walaupun gak perfect-perfect banget--tapi lumayan lah), pikiran saya selalu mengarah dan mendorong ke arah penciptaan karya baru. Saya begitu bergetar seolah-olah ingin sekali untuk segera membuat cerita yang filmable. Entah mungkin suatu saat saya akan merasakannya juga ya (hehehe pengennya iya), kalau sekarang sering banget duduk di bioskop menonton film produksi orang lain (dan dari negara lain), mungkin 3 atau 5 tahun yang akan datang, saya akan ada di bioskop gara-gara mau melihat tulisan saya menjelma dalam bentuk sinema.
Yah gak papa juga dong bermimpi. Orang yang gak punya mimpi kan orang yang udah mati. Orang yang masih hidup tentunya harus punya mimpi supaya punya alasan mengapa dan untuk apa dia hidup di dunia.
So, setelah New Moon ketonton, besuk 3 hari adalah hari libur. Berarti akan ada long weekend. Saatnya membuat rencana kreatif. Yah pengennya 3 hari ini gak pergi ke mana-mana. Stay tune terus di rumah, kalau tidak membaca buku yang mantengin netbook aja biar tabungan tulisannya banyak. Oh iya, masih punya hutang nulis di blog ini sebanyak dua postingan. Hopefully bisa selesai dikerjakan pas liburan ini juga.
Jadi rencana untuk long weekend ini, membaca buku Proses Kreatif Jilid II, menulis minimal 3 postingan hutang di blog ini, memulai project menulis novel pertama. Makanya yang penting sekarang berdoa, semoga gak ada gangguan di long weekend ini, gak ada acara mendadak, sehat, stok makanan aman, rumah tidak terlalu berisik.
Semoga berhasil ya. Inspirasi datanglah kepadaku.
Cheers to everyone
Senin ntar evaluasinya ;=)

Monday, November 23, 2009

Jadwal Baru

Minggu ini adalah awal dimulainya petualangan. Setelah Twilight saga berhasil diselesaikan, kemarin malem, Pintu Terlarang juga sudah ludes dibaca. Cerita yang sangat menarik. Ingin sekali cerita-cerita itu saya yang menuliskannya hehehe. (ngarep mode on).

Netbook udah kebeli, buku Proses Kreatif juga udah di tangan. Saatnya memulai kehidupan baru. Hari ini saya membuat sebuah resolusi yang benar-benar harus dilaksanakan. Walaupun baru hari pertama, saya berharap, project ini akan berjalan dengan lancar. Titik berat resolusi kali ini adalah pembelajaran. Pertama tentu saja adalah belajar agama. Sudah lama tidak membaca buku-buku agama secara intens. So, musti masuk daftar prioritas. Ini dimasukkan dalam jadwal pagi, artinya dilakukan setelah sholat shubuh dan tilawah. Walaupun kegiatan ini praktisnya dilakukan tiap hari, namun masih bisa ditawar kalau bertepatan dengan jadwal mencuci, terpaksa musti rela ditunda dahulu.

Yang kedua adalah belajar bahasa Inggris. Dulu, pinginnya tiap bulan beli buku-buku bahasa Inggris. Tiap bulan minimal tiga buku. Namun, karena buku-buku berbahasa Inggris terbilang mahal gila, akhirnya buku-buku boleh didapatkan dari toko buku loak. Yang penting isi, bukan kemasan. Tapi kalau untuk buku-buku yang mungkin ingin banget dimiliki ya terpaksa harus nabung dulu, baru bisa belanja-belanja buku berbahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris ini dilakukan di kantor, di sela-sela kesibukan. Saya juga sudah ngelink blog atau situs favorit saya di blog ini untuk sekadar tahu informasi terbaru, juga untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris saya. Saat ini buku yang saya baca adalah The Wonderful Wizard of Oz karya L. Frank Baum. Buku terbitan Barnes & Nobel Classics ini saya culik dari Kinokuniya Plaza Senayan. Yah, harganya gak mahal-mahal amat. Cuma Rp. 66.000,00. Saya juga belajar grammar dan conversation. Sudah lama ni gak cas cis cus Inggris. Kangen banget sebenarnya ;=)

Malam, adalah reading and writing time. Buku-buku yang siap dilahap adalah buku-buku Proses Kreatif berjumlah empat jilid yang isinya tentang proses kreatif penulis-penulis Indonesia yang karyanya sudah mendapat pengakuan. Wuih, tak sabar untuk membacanya. Selain itu, netbook baru sepertinya ingin dimanjakan dengan dielus-elus. Hehehe maksudnya digunakan untuk menulis atau apa gitu. So mengakalinya adalah membaca dilakukan habis isya', selama satu jam saja. Maksimal jam sembilan malam sudah harus pindah haluan untuk menulis. Pengennya menulisnya sampai jam duabelas malam. Tapi gak tau juga ya, kalau ternyata rasa kantuk mulai melanda, ya harus bisa dianulir tentu saja. Apalagi kalau memang ada acara nonton, terpaksa nulisnya ditunda hari berikutnya.

Mungkin itu saja yang bisa saya share di sini, mungkin bisa bermanfaat juga buat sidang pembaca blog ini. Itu pun kalau ada yang baca. Kalau ada yang baca, itu pun kalau ada yang mau melakukannya. Sekali lagi ini bukan pakem, jadi suka-suka hati aja melakukannya. Fleksibel aja lah hehehe. Yang penting serius dalam berkarya.
OK ;=)

Tuesday, November 17, 2009

Membuat Jadwal

Sesuai dengan keinginan saya, project untuk malam ini adalah merevisi ulang kegiatan harian saya untuk menulis. Saya kemarin membaca majalah yang ceritanya ada proses kreatif Ayu Utami dalam menulis.
Terinspirasi dari tulisan itu, saya ingin menetapkan waktu produktif saya untuk menulis.
Selain itu, jadwal malam ini adalah menghabiskan membaca Breaking Dawn.
Yah mungkin itu dulu yang ada di kepala saya saat ini. Berharap banyak banget jumlah halaman yang terbaca biar cepat-cepat selesai dan bisa fokus menulis.
So konsen saat ini adalah menulis, menulis, dan menulis.
;=)

Monday, November 16, 2009

Membaca Breaking Dawn


Sungguh cerita yang memikat. Beberapa hari ini memang kegiatan saya terserap untuk terus mengikuti cerita karangan Stephenie Meyer itu. Gara-gara saya sudah beli dua buku pertama, lalu minggu kemarin Gramedia deket rumah memberi diskon 20%, akhirnya saya menjemput dua buku terakhir ke rumah. Ya lumayan lah. Efeknya: saya jadi agak kecanduan membaca ceritanya. Setelah Eclipse selesai dibaca hari jumat pagi, sekarang saya sedang menikmati buku terakhir dari saga ini yaitu Breaking Dawn. Sampai saat saya menulis notes ini, saya sudah sampai halaman 545 bab 24.

Secara weekend kemaren memang sengaja saya tidak pergi ke mana-mana. Mau pergi ke bioskop saja rasanya males banget. Mungkin karena hari hujan ya. Atau saat hari minggu pagi saya baca resume film 2012 di koran kompas, ceritanya ternyata standar banget. Akhirnya, daripada saya buang waktu buang duit, tetap stay di rumah dan melanjutkan membaca adalah langkah yang tepat untuk menikmati waktu luang.

Pilihan saya untuk tetap tinggal di rumah bukan tanpa alasan. Saya ingin membaca buku Breaking Dawn agar cepat selesai. Setelah stripping membaca empat buku tebal-tebal, rasanya setelah itu pengen rehat sejenak. Perhitungan saya lebih memilih membaca Breaking Dawn adalah di samping saya penasaran lanjutan ceritanya, itung-itung juga sekalian menanti film kedua: New Moon tayang di bioskop. Saya benar-benar menunggu-nunggu film itu. Tak sabar rasanya menyaksikan kisah romantis Edward-Bella-Jacob itu. Hampir tiap hari saya tonton thrillernya di youtobe. Memang agak aneh ya. Tapi saya memang gitu, kalau udah suka ama sesuatu pinginnya itu terus. Kayak addicted gitu lo. Dulu waktu Harry Potter and The Half Blood Prince belum diputar, saya juga sering melihat thrillernya di youtobe. Menyenangkan sekali melihat visualisasi ceritanya.

Sayang saya belum punya modem. Mungkin bulan Januari tahun depan planning buat beli modem. Tapi paling tidak, sekarang saya sudah punya laptop lagi. Walaupun tidak secanggih laptop saya yang dulu (yang mahal itu lo maksyudnyah hehehe, yang udah saya jual), paling tidak laptop saya yang sekarang lebih mendekati representasi dari kebutuhan saya akan dunia perlaptopan. Setidaknya untuk saat ini. Saya memang membutuhkan laptop yang tidak terlalu besar, enak dipakai untuk menulis, tidak ribet saat dipakai untuk sekadar surfing internet saat makan di mal, dan tentu saja efeknya adalah harga yang tidak terlalu mahal. Walaupun spesifikasinya sederhana, tapi paling tidak saya sudah bisa membelinya dan saya senang memilikinya. Rasanya sangat menyenangkan untuk memakainya.

Minggu kemarin sudah saya instal program-program yang memang benar-benar saya butuhkan. Dokumen-dokumen saya di kantor juga sudah saya pindahkan ke laptop tersebut. Saya agak merasa 'aman' sekarang dengan adanya laptop tersebut. Soalnya kalau menulis gak ada laptop kayaknya kurang afdhol deh.


Sekarang hujan deras di luar sana. wuih, daripada bengong gak jelas, mending lanjut baca Breaking Dawn.

See you ;=)

Friday, November 06, 2009

Reading Comprehension

Membaca sungguh menyenangkan. Apalagi buku yang dibaca tebal-tebal, isinya menarik, dan ada banyak serinya. Seperti yang saya lakukan beberapa hari ini. Saya sedang menyelesaikan membaca Eclipse, buku ketiga dari Twilight saga. Ceritanya semakin ke sini saya rasa semakin menarik saja.

Projek menulis sementara off dulu. Tapi untuk urusan blog sebisa mungkin terus diup date. Besok rencananya pengen ke pameran komputer di JCC. Tapi berhubung ada undangan pernikahan pegawai kantor, saat ini masih belum tahu apakah mau datang atau tidak. Masalahnya saya ingin sekali ke acara pameran komputer. Pengen beli netbook. Ya yang murah meriah aja. Paling tidak specnya bagus dan lengkap. Netbook ini menurut saya lebih ringan dan ringkas untuk dibawa ke mana-mana. Jadi kalau malam-malam mau nulis tidak perlu harus terlalu ribet seperti yang saya alami saat saya bekerja dengan notebook yang mahal itu lo hehehe.

So, saya berharap setelah punya netbook, saya jadi semakin rajin dan teratur dalam menulis. Paling tidak bisa menghemat waktu untuk menyiapkan tempat karena netbook gampang dibawa-bawanya. Dan daripada saya kebanyakan omong nulis di blok ini, mendingan saya baca Eclipse lagi. Saat ini saya masih di kantor. Tapi kalau udah hari jum'at gini, bawaannya males aja mau ngapa-ngapain. Tapi yang paling enak ya itu, bekerja, nyanyi-nyanyi teriak-teriak gak jelas, sambil sesekali curcol untuk baca buku. Top markotop pokoknya.

Wew, weekend sebentar lagi menyapa lagi. Time flies ;=)

Wednesday, October 28, 2009

Halloween Party

Kemarin malam saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke toko buku yang ada di dekat rumah. Walaupun tidak sebesar yang ada di mal-mal terkenal di Jakarta, toko buku yang namanya sudah terkenal seantero nusantara ini memang selalu layak untuk dikunjungi. Saya secara periodik memang berkunjung, selain hanya untuk cuci mata juga untuk mencari informasi buku-buku baru yang ada di rak pajangan. Senang rasanya melihat tumpukan buku-buku bagus tertata dengan rapi. Apalagi kalau buku-buku tersebut tiba-tiba saja pindah tempat ke lemari perpustakaan saya. Tidak usah banyak-banyak. Cukup satu eksemplar saja tiap judul. Wadew, mimpi di siang bolong. Maunya ya begitu. Tapi keinginan yang lebih besar lagi ya tetap yaitu yang dipajang di rak New Arrival adalah buku tulisan saya ;-).

Setelah seminggu lebih tidak keluar kandang, saya sempat terkejut kalau ternyata beberapa hari yang lalu ada pengumuman diskon buku sebesar 20% untuk buku-buku yang ada horor-horornya gitu semisal Harry Potter, Lord of The Ring, Twilight saga dan lain-lain karena bertepatan dengan masa-masa Halloween. Karena beberapa buku sudah saya beli dan sudah bertengger dengan rapi di lemari perpustakaan saya, yang masih menjadi sesuatu yang menggoda adalah dua buah buku lanjutan dari Twilight dan New Moon, saya belum punya. Setelah JK. Rowling dan JRR. Tolkien, Christhoper Paolini menjadi favorit saya. Ternyata oh ternyata, saya mulai jatuh hati dengan karya-karya Stephenie Mayer. Twilight sudah ludes saya baca. Sekarang saya sedang membaca New Moon. Dan rencananya entar malam saya ingin menculik Eclipse dan Breaking Dawn. Kalau sedang ke toko buku dan melihat buku itu terpajang dengan rapi dan anggunnya seperti itu, rasa-rasanya ada yang memanggil-manggil untuk segera menjemputnya. Yah semoga nanti malam saya bisa membelinya. Tak sabar rasanya menyelesaikan New Moon.

Tapi keadaan juga mengingatkan bos. Ini tanggal tua. Tapi gak apa-apa. Soalnya bulan depan mungkin akan banyak pengeluaran, jadi daripada diskon 20% itu melenggang begitu saja mending dimanfaatkan saja. Toh pada akhirnya juga ntar akan dibeli juga. Jadi ya mending sekarang saja mumpung ada diskon. Ya kan.

So, sekarang saatnya untuk berhitung mengenai anggaran bulan depan. Tapi bulan ini anggaran aman kok, jadi insya Allah ntar malam tetap bisa belanja buku.

OK readers, Eclipse dan Breaking Dawn siap dijemput dan dibaca. Can't hardly wait to read ;=)

Thursday, October 15, 2009

Inspired by ...

Seperti yang saya katakan pada postingan sebelumnya bahwa saat ini saya lagi senang-senangnya nonton film. Entah mengapa blog saya yang beralamat di sini belum juga terup date sampai sekarang. Namun, paling tidak setelah acara nonton kemarin, saya jadi ingin sekali untuk segera membuat entrian terbaru di blog tersebut.

Ada dua ide yang terlintas yaitu tentang menemukan jati diri dalam kehidupan dan hubungan atau saling keterkaitan antara orang tua dan anak. Saya merasa topik ini sangat mengusik pikiran selama dua hari ini.

Selain itu, kok rasa-rasanya semakin hari, semakin malas saja ya hehehe. Membaca apalagi. Walaupun tetap dilakukan, tapi jumlah halaman yang bisa diselesaikan semakin hari kok semakin berkurang saja. Wah wah wah bahaya ini. Baru saya sadari perkataan saya beberapa tahun yang lalu bahwa produktivitas dalam hal membaca saat masih kuliah dengan ketika sudah bekerja kalau boleh dibandingkan, lebih produktif saat masih kuliah. Mungkin karena pas kuliah bisa tidur siang kali ya ;=).

Kalau sekarang mah, boro-boro tidur siang. Buka facebook dikit aja, kerjaan bisa menggunung. Tapi btw, saya sudah menyiapkan target yang harus direalisasikan sampai akhir pekan ini yaitu novel Twilight harus sudah selesai dibaca hari Minggu malam (sehingga hari Senin bisa mulai membaca New Moon, wow can't hardly wait to see the movie on cinema ;=) ) dan 3 tulisan untuk postingan di blog ini harus selesai juga ditulis. Saya juga sudah menyiapkan stok photo sebanyak 41 buah untuk diposting di blog galeri ini. Yah paling tidak, satu blog sudah punya cadangan isi sehingga masih banyak waktu sebelum saya benar-benar harus merasa perlu untuk hunting photo yang layak buat ditampilkan di blog.

So, semoga semuanya berjalan lancar, semoga inspirasi datang menyapa layaknya teman lama yang senang sekali berkunjung. Dan terutama, semoga tidak ada interupsi-interupsi buat keluar untuk jalan-jalan atau untuk nonton. That's enough hehehe. Semoga ntar malam bisa mencuri start lagi buat baca Twilight sekaligus mengumpulkan bahan buat nulis di blog.

OK, see u tomorrow ;=)

Wednesday, October 14, 2009

Nonton Film

Koleksi VCD ku

Pengen up lod photo sebenarnya.
Blog ini sepertinya miskin gambar. Maklum, baru saja diganti dan dipindah isi-isinya. Jadi gambar di atas adalah gambar pertama yang di up lod di sini.
VCD film-film di atas sudah saya tonton semua. Beberapa malah ada yang sudah lebih dari dua kali saya tonton. Bukan karena tidak ada pilihan lain, tapi karena saya suka dengan filmnya. Suka dengan keseluruhan paket dari film tersebut. Mulai dari cerita, sinematografi, akting para pemainnya, penyutradaraannya dan lain-lain.
Itu hanya sebagian dari VCD yang saya miliki. Masih ada sebenarnya film-film bagus dari luar negeri, tapi sengaja tidak saya up lod.
So, I just wanna say that if you want to make a good story, you can use those movies for braindstorming. ;=)

Tuesday, October 13, 2009

Braindstorming

Halo readers,

Gak tau apakah blog ini memang punya pembaca atau tidak, tapi karena tulisannya bisa dibaca oleh orang lain, baik yang secara sengaja datang ke blog ini atau mereka yang secara tidak sengaja nyasar di blog ini saat bersurfing ria. Yang jelas, dua minggu pasca lebaran gak nulis apa-apa blas. Sungguh rekor. Kegiatan kreatif saya saat ini adalah mencari ide. Walaupun kata orang ide itu bisa bertebaran di mana saja, tetap saja ide harus dicari dan digali.

Kegiatan membaca tetap saya lakukan. Saat ini saya sedang menyelesaikan membaca buku Twilight karya Stephenie Meyer dan sebuah buku klasik berbahasa Inggris yaitu Alice Adventure in Wonderland. Namun begitu, entah gak tahu ya, beberapa minggu ini, saya sangat senang sekali pergi ke bioskop. Nonton film rasanya bakal menjadi salah satu gaya hidup deh. Soalnya, dan sepertinya begitu, saya agak sedikit kecanduan nonton hehehe.

Nonton selain bisa digunakan untuk mengasah ide juga sekalian merupakan media refresing saat writer's block melanda. Nonton untuk tujuan braindstorming biasanya saya lebih suka sendirian. Hal ini saya lakukan karena saya ingin fokus pada cerita film tersebut dan saya tidak ingin kegiatan tersebut diinterupsi oleh obrolan-obrolan gak penting seputar pop corn dan kerjaan kantor. Tapi kalau tujuannya adalah untuk santai-santai saja ya, biasanya saya lebih suka nonton rame-rame.

Kebiasaan nonton ini juga didukung oleh tempat tinggal saya yang berada di pusat kota dengan berbagai jenis pilihan bioskop yang biasa saya tempuh dengan berjalan kaki atau naik sekali angkutan umum. Hmm life I tell you, can be pretty amazing sometimes hehehe

So, selamat nonton ;=)

Thursday, September 24, 2009

Cuti

Halo,

Lama sekali rasanya blog ini dibiarkan sendirian tanpa ada entri baru. Sebenarnya saya kangen sekali untuk segera menulis lagi. Tapi, situasi yang ada sangat belum mungkin. Semua orang sedang tenggelam dalam euforia Idul Fitri. Saya, dari hati yang paling dalam mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir dan batin.

Beberapa rencana sudah saya susun, mulai dari memulai proyek ambisius yang dari dulu saya impikan sampai membuat entrian di blog saya. Beberapa kegiatan kreatif yang saat ini saya jalankan adalah menonton film-film bagus buatan asli Indonesia seperti Laskar Pelangi, 3 Doa 3 Cinta, Fiksi, The Photograph, Perempuan Punya Cerita, dan beberapa film yang lain. Selain itu saya juga membuat kliping untuk artikel-artikel yang dapat mendorong energi kreatif saya. Hari-hari cuti ini benar-benar fokus untuk liburan. Postingan ini tertulis karena saya tergoda untuk mampir ke warnet sebentar. Saya benar-benar rindu sekali untuk menulis.

Kegiatan-kegiatan saya sudah cukup padat dengan acara halal bihalal, reuni, ketemu ini itu, mencari air untuk mandi (damn kenapa PDAM harus mematikan distribusi air saat saya pulang ;=( ). But, everything is okey. Selain itu saya sempat mengunjungi obyek wisata air terjun Sedudo dan mendapatkan beberapa objek foto yang menarik di sana. Pokoknya liburan kali ini benar-benar menyenangkan. Cuti empat hari (dapet liburnya total 12 hari) terasa kurang. Namun di sisi yang lain, saya juga rindu habitat saya di Jakarta. Benar-benar rindu.

Bagaimanapun juga, kualitas pertemuan dengan orang tua harus lebih diutamakan. Keluarga tetap nomor satu. So, sampai di sini postingan saya, semoga segera bertemu kembali.

Have fun ya yang masih libur, buat yang udah ngantor lagi, selamat bekerja ;=)

Thursday, September 10, 2009

The Writer's Journal: Sebuah Blog Evolusi

Blog ini sebenarnya bukan blog baru. Meski secara esensial baru dibuat bulan lalu, namun pada dasarnya isi dari blog ini merupakan pindahan dari blog saya terdahulu dengan template yang berbeda. Saya menggantinya karena blog yang baru ini lebih menunjukkan 'saya'. Bentuknya standar dan tidak terlalu ruwet. Blog seperti inilah yang saya inginkan. Hal itu karena tujuan dari blog ini hanya untuk merekam perjalanan kreatif dalam karier kepenulisan yang saya jalani.

Blog-blog semacam ini sebenarnya banyak sekali bertebaran di dunia maya layaknya samudera tak bertepi ini. Blog yang menceritakan kisah keseharian dalam berbagi bentuknya masing-masing sesuai dengan pribadi si empunya blog. Melalui blog ini saya hanya ingin merekam langkah-langkah dan lika-liku saya selama menjalani hidup ini, sembari berusaha mewujudkan mimpi saya sejak kecil yaitu menulis buku.

Saya menyukai membaca. Dan membaca tentang pengalaman pribadi di masa lampau kadang-kadang juga dapat digunakan sebagai media untuk merefleksikan diri, berkaca, atau untuk sekadar mengevaluasi diri tentang sudah seberapa jauhkah sebenarnya kita melangkah, sudah seberapa melencengkah langkah kita dari tujuan semula, dan sudah seberapa banyakkah karya-karya yang dahulu kita impi-impikan akan menjadi kenyataan.

Blog ini tidak akan berisi tentang kehidupan pribadi saya. Ini hanya berfungsi sebagai sparing partner bagi kehidupan menulis saya. Bagi Anda yang mungkin tidak sengaja nyasar ke blog ini dan berusaha untuk mengetahui diri saya melalui blog ini, mungkin Anda akan menemui kebosanan saat membaca tulisan-tulisannya. But U know one thing abaut me, I tell u, I don't care. I'm not here to entertain anybody, or amuse anybody. Saya menulis blog ini karena saya ingin.

Tak ada ketentuan yang pasti atau semacam aturan yang baku dalam menulis di blog ini. Tak diperlukan kalimat-kalimat yang harus baku dan kaku. Saya pun tak mewajibkan diri untuk menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk blog ini, saya lebih suka menggunakan bahasa yang terlintas di kepala saya saat nge-blog. Jadi, bisa saja dalam satu tulisan, Anda akan mengetahui isinya terdapat bahasa Indonesia, Inggris, atau mungkin bahasa Jawa yang sangat kental melingkupi kehidupan sehari-hari saya. Hal itu tak menjadi masalah buat saya. Tapi secara umum, bahasa Indonesia akan sangat sering digunakan.

Tantangan dalam menulis blog ini sangat banyak. Terutama sekali adalah masalah waktu. Hal yang menjadi sangat mahal harganya bagi saya akhir-akhir ini. Tak tahu kenapa, yang jelas saya merasakan bahwa waktu kok rasa-rasanya berjalan lebih cepat dari biasanya. Segalanya menuntut serba cepat. Belum lagi kesibukan di dalam pekerjaan saya yang lain yaitu sebagai seorang abdi negara. Jam kantor biasanya akan habis seharian mengerjakan sesuatu yang sangat membosankan. Membosankan karena mungkin menjadi suatu kebiasaan yang kelihatannya menjadi sesuatu yang selayaknya begitu. Pulang kantor jelas merupakan waktu yang tepan untuk beristirahat ria untuk menyiapkan tenaga esok hari. Begitu seterusnya, siklus hidup yang saya jalani. Satu-satunya jalan yang dapat saya tempuh untuk menulis dan mengisi jurnal ini adalah pas di kantor. Yaitu kalau tidak sebelum jam kerja, ya sesudah jam kerja, jam istirahat atau mungkin curi-curi waktu di sela-sela jam kerja. Tapi satu hal garis batas yang tegas saya tarik di sini: saya tidak ingin pekerjaan saya yang lain terbengkalai gara-gara saya mengisi blog ini.

Yah, bagaimanapun cara dan keadaannya, saya hanya berusaha untuk mendisiplinkan diri agar secara teratur menulis. Itu saja yang paling penting buat saya. Saat ini.

Monday, September 07, 2009

Bahasa Inggris

Entah mengapa sampai sekarang saya belum lancar berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Padahal pertama kali saya berkenalan dengan bahasa ini adalah ketika duduk di bangku SLTP. Saat itu saya merupakan murid terbodoh dalam kelas bahasa Inggris. Maklum, saya berada di kelas unggulan. Teman-teman saya satu kelas mayoritas adalah jebolan dari SD-SD favorit di kabupaten, sementara saya merupakan anak desa yang terdampar dan ikut bersekolah ke kota. Mereka sejak SD sudah mendapatkan bekal bahasa Inggris. Tapi itu bukan sebuah alasan tentu saja.

Pada dasarnya saya sudah belajar bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh. Malah pernah waktu SMU, saya pernah mendapat nilai paling tinggi di sekolah waktu UAN. Hal yang membuat saya sekaligus guru-guru saya heran pada waktu itu. Pertama, karena saya bukan siswa yang diunggulkan untuk memperoleh nilai tinggi di mata pelajaran bahasa Inggris. Kedua, orang-orang cenderung underestimate pada saya mengenai kemampuan di bidang ini. Yah, memang, seperti yang pernah saya katakan pada tulisan saya kemaren, bahwa orang-orang akan cenderung meremehkan saya dalam suatu bidang sampai orang tersebut benar-benar mengetahui kalau saya mampu untuk melakukannya.

Yah tapi tidak masalah buat saya. Yang masih membuat saya bingung, mengapa orang lain kelihatannya sangat mudah menyerap bahasa Inggris dan mampu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari walaupun interaksi mereka dengan bahasa tersebut mungkin sama dengan saya. Alias jarang banget. Saya melihat mereka mudah sekali bercakap-cakap dengan bahasa Inggris. Atau mungkin karena setiap kali akan ngomong dalam bahasa Inggris, saya agak grogi atau menganggap orang yang menjadi mitra saya dalam berkomunikasi memiliki kemampuan di atas saya. Kadangkala kepercayaan diri sangat mempengaruhi kelancaran dalam berkomunikasi.

Itu saya setuju. Tapi mengapa ya, untuk sekadar ngobrol dalam bahasa Inggris saja saya kagok, alias selalu tergoda untuk memakai bahasa gorila.

Saya kadang berpikir jika suatu ketika saya menjadi penulis terkenal dari Indonesia yang karya-karyanya dibaca oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia, masuk televisi, dan undangan wawancara baik dari televisi lokal maupun televisi mancanegara berdatangan, terus apa saya harus menggunakan bahasa Indonesia terus?

Kadangkala permasalahan ini mengusik saya. Pernah saya berandai-andai ketika melihat acara talkshow Oprah Winfrey, bahwa saya adalah orang yang menjadi bintang tamu di acara tersebut. Wah sepertinya menyenangkan. Bisa ngobrol lancar dalam bahasa Inggris dengan ratunya acara bincang-bincang. Makanya berangkat dari hal itu, selain ingin mengasah kemampuan menulis, saya ingin mengasah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Walaupun saya pernah membaca bahwa fokuslah pada apa yang menjadi keresahan hatimu dan fokuslah pada satu bidang saja. Tapi saya kira, keduanya berangkat dari sesuatu yang berbeda.

Menulis adalah hobi saya dan kegiatan itu sudah saya lakukan sejak saya duduk di bangku SLTP. Sedangkan bahasa Inggris merupakan jembatan bagi saya untuk meraih apa yang menjadi impian saya sewaktu kecil yaitu menjadi penulis. Bahasa Inggris menjadi semacam katalis dalam kegiatan kepenulisan saya. Bahasa Inggris akan membuat saya menjadi mudah dalam menyampaikan ide-ide atau pemikiran ketika saya ditanya oleh orang-orang yang tidak berbahasa Indonesia. Sekarang pun kalau saya sedang mengakses situs pertemanan seperti Facebook, acapkali bahasa Inggris membantu saya dalam berkomunikasi dengan orang asing. Tapi karena kemampuan saya dalam bahasa ini bisa dibilang pas-pasan, maka kata-kata yang keluar pun tak jarang adalah kata-kata umum sehari-hari yang mudah dipahami.

Yah not bad lah. Tapi jika suatu saat, dalam suatu kesempatan saya diajak seseorang untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris mungkin saya akan kelihatan kalau level saya masih berada di tahap basic. Pernah dalam suatu kesempatan di acara pameran buku, saya didatangi oleh orang bule yang menanyakan keberadaan money changer terdekat. Sebenarnya saya bisa menerangkan kalau keadaannya tenang. Namun karena panik, jawaban yang keluar dari mulut saya kebanyakan adalah e ee eee eee gak jelas yang sangat memalukan. Dan satu jurus yang paling menjijikkan di seluruh dunia yaitu kata-kata “I’m so sorry, I can’t speak English fluently”.

Memalukan. Sungguh memalukan. But It’s me. Anak desa yang terdampar hidup di kota besar dengan multietnis di mana kemampuan dalam bahasa Inggris sangat dihargai. Maka dari itu, saya akan mulai belajar lagi tentang bahasa Inggris. Dua kegiatan dalam satu waktu. Walaupun kelihatannya berat, tapi saya ingin membuatnya terkesan fun dan dibuat santai saja. Yang penting bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan lancar tanpa harus berkata tidak bisa jika suatu saat diajak ngobrol. So, let’s start our study ;=)

Friday, September 04, 2009

Alasan (lagi)

Dua hari tanpa projek menulis yang jelas. Hanya membaca. Selebihnya adalah pembunuhan waktu yang sangat menakjubkan. Memang, proyek menulis ini merupakan sesuatu yang membutuhkan energi yang besar. Kadang kala saya ingin membuat ini terkesan biasa-biasa saja. Namun hasrat untuk menciptakan sesuatu, mendobrak kebiasaan lama, dan membuktikan bahwa mimpi harus dipunyai oleh setiap manusia. Mimpi akan membawa seseorang ke dalam suatu dunia di mana tidak setiap orang mempercayainya.

Entah kenapa, kebanyakan orang yang saya temui, jarang sekali mempunyai mimpi. Atau paling tidak, mereka mengatakan bahwa apa yang seringkali saya katakan adalah suatu kemustahilan. Saya merasa bahwa orang yang tidak punya mimpi cenderung bersikap pesimis. Mereka selalu memandang suatu hal dari sudut pandangnya sendiri, tanpa berpikir bahwa parameter yang mereka gunakan untuk menilai orang lain mungkin terlalu rendah. Saya sendiri kadangkala harus menetapkan standar tertentu untuk membuat penilaian terhadap orang lain. Namun jika saya rasa orang tersebut dari awal kelihatan seperti orang yang tak mempunyai mimpi, biasanya saya akan merasa malas berbicara dengan orang seperti itu. Atau mungkin begini ya, saya cenderung untuk menghindari atau mengurangi interaksi dengan orang-orang yang tidak mempunyai mimpi, hidup apa adanya tanpa ada sesuatu hal yang layak diperjuangkan dalam hidupnya, dan lebih lagi, saya tidak suka dengan orang yang suka meremehkan orang lain.

Beberapa kali orang memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap apa yang saya harapkan akan dinalai bagus. Yah seperti biasa, dari dulu memang saya sering diremehkan. Namun, akhirnya mereka juga akan tahu bahwa saya bisa berhasil melakukan sesuatu yang dulu mereka pikir tidak dapat saya lakukan. Memang ada suatu kebanggaan tersendiri ketika kita dapat melakukan sesuatu yang orang pikir tidak bisa kita lakukan. Dan memang seperti itu yang saya inginkan. Saya tidak ingin mempromosikan diri bahwa saya bisa segalanya, menguasai segala bidang, dan lain-lain. Prestasi akan lebih indah diapresiasi apabila kita tidak pernah menyebut-nyebutnya sampai orang lain mengetahuinya sendiri. Saya pikir hanya orang-orang yang miskin prestasi saja yang akan berusaha mati-matian untuk memberitahu setiap orang bahwa dirinya berprestasi.

Dan, biasanya, orang-orang yang selalu mempromosikan diri, membuat dirinya kelihatan menonjol dalam suatu bidang, atau mempunyai kiprah dalam suatu hal, mereka adalah orang-orang yang tidak punya prestasi apa-apa dalam hidupnya selain dari apa yang sudah disebut-sebut dalam promosinya itu. Tak jarang juga, mereka juga termasuk dalam kategori orang bodoh, tidak mampu berpikir secara mendalam, dan dalam beberapa hal, mereka adalah pemalas.

Saya kurang suka dengan orang-orang seperti ini. Maksudnya, jika saya sering berinteraksi dengan orang-orang seperti itu, tidak mustahil gaya hidup pemalas akan menular ke dalam diri saya. Karena saya percaya bahwa dalam diri setiap orang, ada satu sisi yang menggerakkan seluruh tubuh untuk menuruti kemalasan, maka saya tidak ingin membuatnya semakin merajalela dengan menambah kemalasan tersebut melalui interaksi yang sangat tidak menguntungkan dengan orang-orang seperti itu.

Kegiatan menulis yang saya lakukan mungkin tidak terlalu banyak orang yang mengetahuinya selain keluarga dan teman-teman dekat. Saya sebenarnya ingin bahwa tak seorang pun mengetahui apa yang saya lakukan sampai suatu hal yang saya lakukan itu terwujud. Namun rasanya sangat sulit sekali menyembunyikan sesuatu seperti itu. Maka yang saya lakukan adalah mengurangi untuk berbicara dengan orang lain terutama tentang proyek menulis yang saya lakukan ini.

Pada saat saya menulis catatan ini, sungguh menjadi suatu kemewahan untuk menjumpai momen seperti ini. Menulis sendirian di sebuah ruangan tanpa ada yang mengganggu, suasana tenang tanpa ada interupsi. Mungkin suasana inilah yang juga didapatkan oleh penulis-penulis lain, yang mungkin saat ini sedang bekerja menciptakan karya seperti saya. Bedanya, mereka menulis karena memang sudah ada yang menantikan karya-karya yang akan mereka hasilkan, sementara saya menulis tanpa ada yang akan peduli untuk membacanya. Tapi itu bukan merupakan sesuatu yang menggangu buat saya. Mungkin saya justru merasa tenang menulis seperti ini, yaitu menciptakan karya tulis tanpa ada yang menggerecoki untuk segera menyelesaikannya. Sungguh suatu hal yang tidak nyaman jika kita berada pada suatu keadaan di mana kita dituntut untuk bekerja dan diawasi. Tak ada kebebasan di dalamnya sehingga apa yang terlintas di pikiran kita acapkali merupakan potongan-potongan pikiran atas kritikan atau pendapat dari orang-orang yang telah mengkritisi karya kita.

Tidak murni lagi. Mungkin istilah ini agak ekstrem, tapi menurut saya sesuatu yang lahir karena adanya permintaan akan menjadi sesuatu yang tidak utuh dan terasa tidak berjiwa. Dalam beberapa buku yang saya baca dari penulis-penulis yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, ketika buku pertama terbit, saya mendapatkan suatu model pemikiran yang orisinal dengan jiwa atau ruh cerita yang utuh. Namun ketika penulis yang bersangkutan telah terkenal dan karyanya dibaca banyak orang, yang saya rasakan ketika membaca karya-karya selanjutnya adalah seperti makan sayur tanpa garam. Terkesan hambar. Orang-orang seperti ini mungkin yang terlalu menikmati kepopulerannya hingga sedikit demi sedikit melupakan tanggung jawab moralnya sebagai penulis untuk menghasulkan karya yang lebih berkualitas dari karya sebelumnya. Saya melihat beberapa penulis Indonesia seperti itu. Dan saya tidak ingin menjadi penulis seperti itu.

Tidak menampik kebenaran bahwa saya belajar dari kekonsistenan dari apa yang dilakukan oleh JK Rowling. Ia sangat konsisten menjaga kualitas dan kecemerlangan karyanya meskipun banyak pujian datang untuknya, banyak wawancara yang ia lakukan, dan serangkaian tur buku yang telah dijalankan. Namun ia tetap fokus pada apa yang menjadi niatannya ketika pertama kali menuliskan buku pertamanya Harry Potter and the Philosopher Stone. Yaitu menuliskan kisah Harry sampai akhir. Dan bisa dilihat hasil kekonsistenan itu menghasilkan buku yang sangat brilian yang mampu menggerakkan banyak orang di penjuru dunia menjadi manusia yang gemar membaca.

Saya juga mempunyai keinginan seperti itu. Menuliskan sesuatu yang bisa dibaca oleh orang lain di seluruh dunia dan orang suka dengan apa yang saya tulis. Saya yakin, apa yang menjadi modal dasar, ide yang menurut saya novel worthy ini, akan menjadi sebuah karya yang beda yang pernah dihasilkan oleh penulis-penulis Indonesia yang pernah ada. Saya yakin dengan hal itu. Yakin seyakin-yakinnya.

Ide ini juga datang karena interaksi yang intens dengan karya-karya, wawancara, buku-buku, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan JK Rowling. Saya berusaha untuk mempelajari langkah-langkah yang diambilnya sehingga bisa mengubah diri dari nobody menjadi somebody. Namu karya yang akan saya tulis nanti sangat berbeda dengan karya JK Rowling. Ia mendasarkan ceritanya pada kisah-kisah, legenda-legenda, mitos, atau apapun yang bersumber dari cerita-cerita Eropa. Dan saya berpikir, bahwa saya hidup di negeri yang luasnya sebesar Eropa, dengan keanekaragaman cerita-cerita rakyat yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai sumber ide cerita. Dan saya sedikit demi sedikit melakukannya.

Saya tidak ingin karya yang saya hasilkan merupakan epigon dari karya orang lain. Kalau pada akhirnya tulisan saya yang akan menjadi trendsetter bagi penulisan cerita fantasi di Indonesia itu akan lain soal hehehe.

Yah siapa tau lah, kita kan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Tapi karena ketidaktahuan itu yang membuat saya yakin bahwa saya akan menuliskan cerita ini. Sesegera mungkin. ;=)

Thursday, September 03, 2009

Memulai sesuatu itu sulit

Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika saya berusaha untuk menciptakan sebuah karya tulis. Memang dari awal, apa yang akan saya lakukan adalah suatu hal yang sangat besar, yang orang pikir mustahil untuk saya lakukan. Tapi saya selalu percaya bahwa apapun yang menjadi cita-cita saya, apapun yang menjadi tujuan dan alasan saya menjalani hidup yang berharga ini, saya yakin bisa mendapatkannya. Asalkan saya berusaha dengan sungguh-sungguh.

Seperti biasa waktu terbuang dengan hebatnya dengan adanya pekerjaan kantor yang rasanya semakin hari semakin membosankan. Mungkin karena saya melakukan sesuatu yang saling berkebalikan, maka saya merasa bahwa kegiatan yang satu menyenangkan, dan kegiatan yang lain agak-agak menyebalkan. Tapi bagaimanapun juga karena itu merupakan sumber penghidupan saya, maka sebisa mungkin akan saya lakukan. Karena prinsip saya dalam bekerja adalah saya merasa layak dibayar mahal atas apa yang saya kerjakan. Dan apa yang saya kerjakan membuat orang merasa puas dan tak salah untuk memilih saya dalam melakukan pekerjaan dimaksud.

Kembali ke persoalan menulis. Kalau diijinkan untuk memilih, saya akan memilih menghabiskan waktu berjam-jam untuk menulis di sebuah ruangan yang membuat saya merasa nyaman dalam menuangkan ide tanpa perlu memikirkan uang. Maksudnya begini, saya ingin sekali suatu saat hanya menulis saja setiap hari, tanpa perlu harus berpusing ria dengan absensi dan segala macamnya bentuk birokrasi yang lumayan ribet itu. Saya ingin hidup dalam suasana bebas finansial. Tapi seperti yang dialami oleh penulis-penulis terkenal, bahwa mereka berangkat dari seseorang yang tak dikenal menjadi seseorang yang karya-karyanya ditunggu. Wah senang sekali rasanya hidup seperti itu.

Namun seperti kata pepatah kuno, bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau, saya tetap bersyukur terhadap apa yang sudah saya raih dan terus menerus berusaha untuk meraih impian saya satu persatu.

Sampai sekarang tak satu pun karya saya hasilkan. Atau memang belum ya. Ide memang banyak berseliweran di kepala namun untuk menungkannya ini yang membutuhkan sedikit pemikiran yang menguras energi.

Makanya, bulan September ini akan menjadi semacam momentum untuk memulai menjalankan proyek idealis ini ke dalam bentuk yang lebih mendekati apa yang saya harapkan akan terjadi.