Wednesday, August 26, 2009

The Chamber of Secrets: Bukan Hanya Sebuah Sarang

Pertunjukan tarian pena dimulai
saat pintu-pintu mulai mengatup.

Kegiatan menulis baru bisa saya lakukan sehabis sholat isya'. Itulah saat-saat bagi saya untuk merasakan kemerdekaan melakukan sesuatu setelah seharian bekerja. Keadaan seperti itu mendapatkan pengecualian pada hari Sabtu dan Minggu karena saya bebas melakukan apa saja di hari libur tersebut.

Setelah mandi dan makan, saya biasa mengurung diri di dalam kamar. Mengunci pintu mutlak saya lakukan untuk menghindari interupsi-interupsi dari anggota rumah yang lain atau demi keamanan apabila tiba-tiba tertidur sebelum waktunya. Yang jelas, saya merasakan kenyamanan saat sendirian berada di dalam kamar, bergelut dengan buku, dan lembaran-lembaran kertas yang tersebar di atas meja kerja.

Kamar saya tidak terlalu luas. Sebuah kamar yang berisi sebuah ranjang, sebuah lemari pakaian, dan seperangkat meja kerja. Tidak terlalu banyak perabot memang. Tapi bagi saya, setiap hal yang ada di dalam kamar tersebut mempunyai fungsi seperti yang saya inginkan. Cukup sederhana kelihatannya. Saya memang senang dengan kesederhanaan. Pola hidup sederhana menjadikan saya merasa kaya. Lahir maupun batin. Saya melewati jenjang hidup yang saya jalani sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan oleh Allah. Saya menikmatinya. I think, I will happy with my own way.

Dan di setiap kamar yang menjadi 'sarang' saya, di situlah kebahagiaan sejati sering menampakkan wujudnya. Saya bisa membunuh setaip detik waktu dengan membaca, menulis atau bahkan tidur seharian tanpa ada yang mengganggu. Melakukan kegiatan yang benar-benar saya sukai adalah hadiah terindah dalam hidup ini.

Di dalam sarang, saat ini saya sedang membaca sebuah buku karya Umberto Eco dengan judul The Name of The Rose. Pada halaman 8 buku tersebut terdapat kalimat yang sangat bagus, tertulis dalam bahasa latin. Kalimat tersebut berbunyi: "In omnibus requiem quaesivi, et nusquam inveni nisi in angulo cum libro." Kalimat tersebut kurang lebih berarti begini, "dalam segala hal saya telah mencari ketenteraman dan saya tidak menemukan di manapun, kecuali di pojok bersama buku."

Kalimat tersebut rasanya sangat cocok dengan saya. Sebagai orang rumahan yang jarang pergi keluar kecuali ada kepentingan, saya memang lebih sering membenamkan diri bersama buku atau kertas. Itulah dunia saya.

Kadang-kadang dalam pikiran yang sangat ekstrem, pernah terlintas di benak saya, apa yang dilakukan seseorang di alam kubur untuk menunggu datangnya hari kiamat. Saya pernah membayangkan bahwa alam tersebut berupa suatu ruangan dengan tempat tidur nyaman, penerangan yang optimal untuk membaca, dan yang paling penting terdapat banyak rak yang penuh dengan buku-buku. Pasti akan menjadi hal yang menyenangkan jika memang demikian. :)

Namun demikian, di dalam kamar yang saya sebut sarang inilah saya berada sekarang. Di tempat ini saya hidup. Di sinilah saya berkarya. Dan di dalam lubuk hati saya, berbisik sebuah pernyataan. Kamar ini bukanlah satu-satunya pintu sukses, tapi banyak kesuksesan berawal dari kamar ini.

So, let's hope for the best!!!

No comments:

Post a Comment