Friday, January 15, 2010

Visit Belitong 2010 (Part 3)

Seperti janji saya, postingan kali ini akan saya paparkan tentang wisata kuliner saya selama di Belitong. Jadi jangan heran kalau isinya kebanyakan tentang makanan dan acara makan-makan. Langsung saja, tujuan di hari pertama kedatangan kami setelah sampai di Belitong dan mendapat tempat penginapan adalah makan. Perut sudah lapar sekali karena pagi tidak sempat sarapan. Maklum penerbangan pertama ke Belitong mulai jam 06.20. Habis sholat subuh kami sedah harus berangkat dan siap-siap. Kue selama di pesawat sepertinya sudah lama terlupakan karena sudah diembat. Sesuai dengan perut Indonesia, kurang mantab kalau belum ketemu ama nasi. So, tujuan utama kami yang pertama adalah makan. Kami pilih tempat makan yang ada di pantai Tanjung Tinggi. Biar setelah makan langsung bisa berenang di laut. Menu tujuan kami tentu saja seafood. Dan ternyata tempat makan ini menawarkan lebih daripada sekadar seafood biasa.

Makan seafood di tempat makan, Pantai Tanjung Tinggi, Belitong

Menu makan siang yang banyak banget.
Ada gangan, ikan bakar, udang bumbu, cah kangkung, dan lain-lain.

Gangan ikan dengan kuah santannya. Satu kepala ikan jadinya buanyak banget.

Gangan, sop ikan yang bikin penasaran saja. Sebenarnya saya tidak terlalu tahu apa itu gangan. Setelah lihat di internet tentang makanan khas Belitong, saya akhirnya tahu sedikit tentang apa itu gangan. Ini saya dapat dari situs http://belitungisland.com/. Jika ingin tahu lebih lanjut silakan klik link dari saya itu.


Makan Hok Lo Pan asli Belitong

Ini dia kue yang ingin saya makan. Hok Lo Pan. Kata orang sih martabak Bangka. Enggak juga sih. Manis juga rasanya. Ada cacahan kacang dan cokelat di tengahnya. Hhmmm yummy banget pokoknya. Gak salah kalau Andrea Hirata juga kesengsem dengan kue ini. Emang uenak pol. ;=)

Beli Durian di Depan Kantor Kejaksaan

Durian Belitong

Sebenarnya saya hanya pengen makan Hok Lo Pan saja. Itupun gara-gara saya tahu tentang informasi tersebut akibat membaca Buku Maryamah Karpov. Di buku itu dijelaskan tentang betapa lezatnya Hok Lo Pan buatan Lao Mi. Walaupun Hok Lo Pan yang saya dapat bukan buatan Lao Mi (karena Lao Mi udah meninggal dunia) namun saya tetap dapat menikmati lezatnya Hok Lo Pan asli Belitong. Memang mak nyus tenan. Tapi sayang banyak minyaknya hehehe. Teman-teman saya yang justru kegandrungan dengan yang namanya durian. Apa enaknya sih durian. Kok semua orang pada ngiler kalau ngelihat durian. Padahal saya kalau nyium baunya saja udah mual-mual gak jelas kayak demam panggung gitu. Kebetulan memang di sana lagi musim durian. Jadi yang demen ama durian merupakan surga. Dan orang-orang seperti saya yang anti ama yang namanya durian sama saja membenamkan diri di antara baunya durian yang menyengat. Jiiiaaahhhh. Apapun demi menyenangkan teman, yang makan durian ya makan durian, yang gak doyan durian ya terpaksa makan Hok Lo Pan saja. Ok lah gak masalah buat saya. Yang penting makan hehehe.


..... and the story goes ......


.: Hari kedua di Belitong :.


Hari kedua di Belitong diawali dengan sarapan di penginapan dengan nasi goreng dan segelas kopi. Benar-benar padanan yang aneh. Tapi karena laper habis lari pagi akhirnya diembat juga deh. Setelah mandi dan siap-siap akhirnya rombongan ke menuju Manggar. Kuliner yang ingin dicicipi di sini adalah kopi Manggar. Sebelumnya saya sudah tanya ama Vikri Septiawan (pemeran Ikal di film Sang Pemimpi) tentang lokasi enak buat jalan-jalan di Belitong. Dan kata dia kopi di Manggar Belitong itu uenak. Pak Mathias Muchus dalam salah satu wawancaranya saat promosi film Sang Pemimpi juga mengatakan kalau kopi Manggar emang eunak. Jadi, berbekal informasi tadi kami mencoba untuk menikmati kopi di sebuah warung kopi di Manggar.
Kalau menurut saya sih kopinya biasa saja. Encer. Mungkin karena saya orang Jawa di mana biasanya kopi yang saya nikmati adalah kopi kental yang agak pahit. Berbeda sekali pokoknya. Alih-alih saya merasa nikmat. Menurut saya rasa kopi Manggar biasa saja. Justru yang enak bukan kopinya. Tapi suasana minum kopinya. Anak-anak muda Manggar sepertinya hobi sekali minum kopi di warung. Bukan anak mudahnya saja sih, sepertinya orang-orang Manggar memang sudah tradisi minum kopi di warung. Tak ayal jika di daerah ini warung kopi bertebaran hampir di seluruh pasar.

Kopi Manggar

Setelah puas menghirup hangatnya kopi Manggar, akhirnya rombongan kembali siap-siap menuju ke kota Tanjung Pandan untuk ke rumah Suhaidi. Dalam perjalanan kembali ke kota, kami menyempatkan diri ke Bendungan Pice. Setelah itu melewati bekas-bekas galian tambang timah di kanan kiri jalan. Ada juga rawa-rawa yang (konon) katanya masih ada buaya liarnya. Empat puluh lima menit kemudian kami sudah kembali lagi di kota Tanjung Pandan. Sebelum kami ke rumah Suhaidi untuk menghadiri acara pernikahan adiknya, kami menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh khas Belitong yaitu kerupuk ikan yang terkenal itu.

Kerupuk Ikan khas Belitong

Kerupuk ikan ini enak sekali. Bukannya promosi tapi memang enak dan gurih dari sononya. Walaupun dari kemasan kelihatannya seperti produksi orang Cina, tapi yang memproduksi kerupuk ikan ini adalah pribumi Belitong alias orang-orang Melayu. Saya senang sekali makan kerupuk ini terutama untuk teman makan malam. Selain itu juga cocok buat cemilan. Pokoke mak nyus deh.

Setelah acara makan-makan kelar, ke Suhaidi juga selesai akhirnya kita pamit untuk pulang kembali ke Jakarta karena pesawat telah menunggu. So, dengan perasaan senang dan ingin berlama-lama di sini, dengan berat hati kami tinggalkan bumi Laskar Pelangi dengan segenap keunikannya. Kami semangat lagi untuk kembali bekerja ke kantor. Kembali untuk mencari duit lagi agar bisa tetep jalan-jalan lagi seperti saat ini. Terima kasih telah mengikuti saya jalan-jalan ke Belitong.

Di bandara H. AS. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan (lagi)
siap bertolak menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta

Selamat datang Jakarta. Selamat datang semangat baru. Cheers. ;=)

2 comments:

  1. mantap bro! selamat ya untuk edisi traveling luar jawa pertamanya :) :) aku turut berbahagia hehehe...
    aku mau dong hok lo pannya... aku kan juga baca maryamah karpov...

    ReplyDelete
  2. @ Listya : hehehe akhirnya kesampaian juga, Hok Lo Pannya sebenarnya beli banyak waktu itu, sampai gak habis, akhirnya dikasihkan penjaga hotelnya hehehe ;=)

    ReplyDelete